OLEH RAHMADHANI, M.BUS, Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh
Marhaban ya Ramadhan. Bulan Ramadhan, bulan penuh kemulian, kesucian dan pengampunan kembali datang dan menyapa kita semua. Alhamdulilah, kita masih dipertemukan kembali dengan bulan penuh kemuliaan tersebut.
Tentunya, umat muslim di seluruh dunia akan menyambut dan menyemarakkan kehadiran bulan Ramadhan 1440 Hijriah, bulan yang penuh keberkahan, tidak hanya keberkahan dalam menuai pahala melalui ragam aktivitas ibadah, namun juga keberkahan dalam menuai rezeki melalui ragam aktivitas ekonomi.
Aceh sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam yang kental dengan adat dan budayanya yang islami juga menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh suka cita melalui ragam aktivitas ibadah dan aktivitas islami yang bersifat tradisional dan fenomenal.
Terpilihnya Aceh sebagai World’s Best Halal Cultural Destination” melalui Kompetisi Pariwisata Halal Nasional (KPHN) dan World Halal Tourism Awards (WHTA) tahun 2016 di Abu Dhabi, UEA, membuat positioning wisata halal Aceh di mata wisatawan semakin memesona dan viral.
Capaian ini semakin diperkuat melalui keberhasilan Aceh meraih peringkat II sebagai Destinasi Wisata Halal Indonesia 2019 melalui standar Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019 yang diumumkan oleh CEO Crescent Rating dan Halal Trip di Kementerian Pariwisata RI, beberapa waktu lalu.
Konsep wisata halal adalah menarik minat wisatawan untuk berwisata secara nyaman, sambil beribadah kepada Allah swt dan menikmati segala pesona alam dan budaya setempat sebagai manifestasi rasa syukur atas segala ciptaan-Nya dengan menyediakan berbagai kebutuhan dan pelayanan wisatawan muslim sesuai dengan aturan syariah.
Tentu saja, keberhasilan Aceh dalam wisata halal adalah keberhasilan bersama yang diraih Aceh melalui kerja sama semua pihak, khususnya Pemerintah Aceh, stakeholder terkait, pelaku industri pariwisata Aceh, dan masyarakat Aceh secara keseluruhan.
Keberhasilan Aceh tersebut tidaklah hanya dipandang sebatas sebuah jargon belaka, puas dengan prestasi pengakuan secara tertulis saja. Sebaliknya, keberhasilan tersebut harus direfleksikan dalam berbagai aksi nyata melalui pelibatan semua pihak dalam bentuk pembangunan dan pengembangan komponen 3A (aksesibilitas, amenitas, dan atraksi) melalui semangat wisata halal.
Dalam upaya memperkuat positioning Aceh sebagai destinasi wisata halal, ragam atraksi wisata menarik yang didukung dengan kesiapan aksesibilitas dan amenitas sesuai harapan wisatawan perlu digelar dan dibangun, khususnya selama Ramadhan 1440 Hijriah, salah satunya adalah Festival Ramadhan 2019 dengan tagline wisatanya “Wonderful Ramadhan in Aceh.”
Festival Ramadhan 2019, sebuah even wisata islami diharapkan, tidak hanya menjadi media untuk beribadah saja (habluminallah), tapi juga menjadi media kreativitas, dan berbagi dengan sesama wisatawan (habluminannas).
Wisata religi
Ragam acara akan digelar selama Festival Ramadhan 2019, seperti penyediaan ragan kuliner khas Aceh yang paling digemari oleh wisatawan untuk berbuka puasa dan penyelenggaraan ragam atraksi wisata islami lainnya, seperti pameran budaya, buka puasa bersama, penampilan seni, talkshow (produk dan wisata halal), tausyiah, tadarus, bazaar, takjil gratis, dll.
Aceh juga kaya dengan ragam peninggalan sejarah Islam masa lalu, seperti situs-situs sejarah islami dan tsunami, kuburan massal, pesantren, museum tsunami dan kuburan para tokoh atau ulama kharismatik Aceh lainnya, seperti Syech Abdurauf Al Singkili, Nurdin Ar’aniri, Sheikh MudaWaly, Ali Hasjmy, dll.
Peninggalan-peninggalan tersebut yang tersebar hampir di seluruh Aceh layak dikunjungi oleh wisatawan muslim selama bulan Ramadhan sebagai destinasi wisata ziarah, spiritual, dan edukasi, ditambah lagi dengan ragam acara menarik dan unik yang digelar oleh masyarakat sebagai peninggalan tradisi kuno mereka.
Penyelenggaraan Festival Ramadhan 2019 sudah seharusnya menjadi pengalaman baru bagi setiap pengunjung dan wisatawan muslim, khususnya wisatawan Malaysia yang akan menjadikan Festival Ramadhan 2019 dengan berbagai kegiatan menarik lainnya, seperti shalat tarawih dan subuh di Masjid Raya Baiturrahman.
Selain itu, juga buka puasa bersama dengan anak yatim, qiyaumulai, tadarrus dan menikmati ragam sajian berbuka ala Aceh, dan lainnya, sebagai salah satu paket wisata favorit keluarga mereka di Aceh.
Tentu saja, pelayanan maksimal, kebersihan lokasi wisata dan promosi sesuai market target perlu menjadi prioritas dalam rangka menciptakan kenangan indah bagi setiap wisatawan yang akan berkunjung ke Aceh.
Berbasis 4C
Perlu menjadi perhatian, pengembangan destinasi wisata halal perlu dilakukan melalui semangat wonderful Indonesia dan The Light of Aceh melalui kerja sama semua pihak bersifat lintas sektor, lintas SKPA, dan lintas pemerintah kabupaten/kota sebagai CEO di daerah.
Khusus untuk pelaksanaan atraksi wisata yang terangkum dalam Calendar of Event (COE) perlu dikurasi secara detail dengan melibatkan tim curator event dan event organizer dengan selalu menerapkan standar 4C atau 4 Nilai (creative value, commercial value, communication value, dan CEO commitment), sesuai arahan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya saat launching Calendar of Event Aceh 2019 di Jakarta, Jumat (22/03/2019).
Setiap even wisata yang akan digelar perlu memiliki nilai kreativitas. Selain mengajak anak-anak muda kreatif dalam merancang sebuah even wisata, juga setiap even perlu dikemas sesuai dengan latar belakang dan karakter daerah. Demikian juga, setiap kegiatan tersebut harus memiliki nilai komersil, tidak hanya mampu mendatangkan wisatawan, juga mampu menciptakan transaksi ekonomi, khususnya penjualan produk-produk lokal kepada pengunjung.
Sebagus apapun even wisata yang akan digelar tanpa strategi publikasi yang baik, maka perhelatan tersebut akan menuai kegagalan. Sebaliknya, publikasi yang baik perlu dilakukan, khususnya saat pra even, on event dan post event melalui pelibatan tim publikasi berbasis paid media, own media, social media dan endorser (POSE), sehingga pengunjung memiliki cukup waktu untuk menghadiri even tersebut.
CEO Committment adalah nilai yang juga sama pentingnya dengan nilai-nilai di atas yang memerlukan dukungan langsung dari kepala daerah dalam rangka memajukan industri pariwisata di daerah masing-masing. khususnya keberpihakan anggaran dan dukungan untuk kebutuhan pembangunan berbasis 3A.
Semoga penyelenggaraan “Festival Ramadhan 2019” sudah memenuhi standar 4C, dan pelibatan orang-orang ahli dan ikhlas di dalamnya.
Harapan kita semua, Festival Ramadhan 2019, sebaiknya menjadi even tetap tahunan Aceh dan juga masuk dalam calendar of event nasional dengan ragam kegiatan yang jauh lebih menarik, unik, dan islami dalam rangka lebih memantapkan Aceh sebagai destinasi wisata halal dunia. Email:dani111170@yahoo.com