Kisah Bintang, Si Mantan Sopir Angkot yang Kini Jadi Wali Kota Subulussalam

Penulis: Khalidin
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto-foto kolase Serambinews.com dari Facebook Affan Alfian Bintang.

Pada 1993, ayah empat putra dan putri ini hijrah ke Kota Subulussalam yang dulu masih merupakan wilayah Aceh Selatan dengan status Kecamatan Simpang Kiri.

Di Subulussalam, Bintang juga bukan langsung mendapat peluang usaha yang cemerlang.

Tapi politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Kota Subulussalam ini juga sempat menggeluti pekerjaan serabutan.

Di awal mengadu nasib di Subulussalam, hidup Bintang bekerja sebagai buruh bangunan.

Menjadi buruh bangunan bukanlah hal yang enak karena harus bekerja keras.

Sebesar apa pun rintangannya, Bintang harus melanjutkan hidup dan bisa meraih sukses.

Selain menjadi buruh bangunan dia mencoba peruntungan lain berjualan kerupuk di rumah.

Bermodalkan uang Rp 300 ribu Bintang membuka warung di rumahnya.

Lalu, Bintang mencoba berjualan dari pasar tradisional Terminal Terpadu Subulusalam ke Gelombang, Suka Maju dan pasar lainnya.

Dia menggelar dagangan di atas sebilah meja sekitar satu 130 cm x 200 cm di dekat pintu gerbang pasar Terminal Subulussalam.

Saat pasar mingguan Gelombang, Suka Maju tiba pria murah senyum ini berjibaku bersama istri menjajakan dagangannya berupa tepung, minyak goreng, sabun, dan lainnya.

Saat sang istri menggelar dagangan, pria delapan bersaudara ini menyambi menjadi sopir carry pickup membawa penumpang hilir mudik antara pasar dan perkampungan.

Bintang juga mengaku pernah menjadi agen armada kempu palebas.

Kerja kerasnya bersama istri berbuah manis.

Pada 2001, anak almarhum Bakhtiar Efendi Bintang dan Almarhumah Hj Saedah Siketang itu membuka grosir di Jalan Teuku Umar dengan nama UD Kiki Bintang.

Halaman
1234

Berita Terkini