Liputan Eksklusif Aceh

Rujak Aceh Kak Eti, Sensasi Segar di Ujung Barat Nusantara

Penulis: Aulia Prasetya
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RUJAK ACEH - Sejumlah wisatawan membeli Rujak Aceh di Warung Rujak Kak Eti, kawasan Tugu Kilometer Nol Indonesia, Sabang, Senin (18/8/2025). Rujak segar khas Aceh ini menjadi primadona kuliner wisatawan yang berkunjung ke titik nol barat Indonesia.

Laporan Aulia Prasetya | Sabang

SERAMBINEWS.COM, SABANG – Menikmati rujak segar sambil duduk santai di bawah rindangnya pepohonan, ditemani hembusan angin laut dan panorama hutan tropis Pulau Weh yang masih asri, tentu jadi pengalaman tak terlupakan.

Itulah suasana yang tersaji di kawasan wisata ikonik Tugu Kilometer Nol Indonesia, Sabang.

Di tempat ini, ada satu kuliner yang sudah melegenda dan menjadi buruan wisatawan "Rujak Aceh Kak Eti" Warung sederhana milik Nurhayati, akrab disapa Kak Eti, berdiri sejak 2014 dan kini menjelma jadi primadona kuliner di KM Nol.

Setiap musim libur panjang, rujak khas Aceh buatannya bisa terjual hingga 400 porsi per hari, dengan harga Rp10 ribu per bungkus.

“Kalau libur panjang bisa sampai ratusan porsi sehari. Yang beli bukan cuma wisatawan, banyak juga warga Sabang yang sengaja datang ke KM Nol hanya untuk makan rujak,” tutur Fadli pembuat Rujak, Senin (18/8/2025).

Baca juga: Omzet Pedagang Souvenir di KM Nol Sabang Tembus Rp20 Juta Saat Libur Panjang

Keistimewaan Rujak Kak Eti terletak pada bahan utamanya yakni buah rumbia (boh meuria), yang dipadukan dengan buah batok, kacang tanah goreng, gula aren, dan tambahan kecap manis dan tentu berbagai macam buah segar. 

Semua bumbu digiling secara tradisional menggunakan ulekan, lalu dicampur dengan cabai rawit untuk menciptakan sensasi pedas segar.

“Buah segar selalu saya pilih, bahkan saya tambahkan apel dan melon meski harganya lebih mahal. 

Kadang ada pembeli minta diperbanyak apel, saya layani saja. Tidak pernah rugi, malah membuat mereka jadi pelanggan tetap,” ujarnya sambil tersenyum.

Aneka buah seperti bengkoang, mangga, timun, kuini, nenas, pepaya mengkal, jambu biji, melon, hingga jambu air menjadi pelengkap cita rasa rujaknya. 

Baca juga: Kerajinan Sabang Berbahan Baku Limbah Pohon Kelapa Diminati Wisatawan

Namun, ketersediaan buah di Sabang masih terbatas. Untuk menjaga kualitas, warung ini kerap mendatangkan buah langsung dari Banda Aceh.

“Di Sabang jarang tersedia buah yang saya butuhkan. Jadi ambil dari Banda Aceh, selain segar juga harganya lebih terjangkau. Kendalanya kalau musim libur panjang, harga buah bisa naik dua kali lipat. 

Apalagi mangga, harganya tidak stabil karena tergantung musim,” jelasnya.

Dianggap sebagai kuliner wajib

Perjalanan menuju warung Rujak Aceh Kak Eti sendiri sudah menjadi daya tarik. 

Halaman
12

Berita Terkini