Muhammad Luthfi, Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan, Kota Malang menunjukkan tulisan Sugeng di tembok yang jadi petunjuk kasus pembunuhan dan mutilasi, kamis (16/5/2019). (TRIBUNMADURA/RIFKY EDGAR)
Sementara itu, Muhammad Luthfi (46), Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan membenarkan bahwa Sugeng dulu merupakan warga Jodipan.
Dia dulu tinggal bersama keluarganya di Jodipan bersama dengan kedua orang tuanya.
Setelah rumah yang ditinggali Sugeng dibeli oleh ayahnya Lutfhi, Sugeng akhirnya meninggalkan Jodipan.
"Sekitar 7-8 tahun lalu, rumahnya Sugeng dibeli ayah saya. Saya juga tidak tahu, kenapa rumah itu sampai dibeli. Setelah itu, keluarga Sugeng entah tinggal di mana," ucapnya.
Sejak saat itu, Sugeng jarang sekali terlihat bersliweran di kampung.
Sugeng lebih banyak terlihat di pinggir jalan, tepatnya di daerah Jalan Gatot Subroto hingga sekitaran Pasar Besar.
Baca: Mendagri keluarkan Radiogram: Gaji Ke-13 untuk PNS Dibayarkan Juni, THR Dibayar H-10 Lebaran
Kata Lutfhi , baru sekitar 5 bulan ini Sugeng kembali terlihat di Jodipan.
Dia tidur di samping rumah kosong yang terletak di Jalan Jodipan Wetan Gang Ill RT 02 RW 06.
Di rumah itu pula, Sugeng menulis beberapa tulisan aneh.
Termasuk menyebut nama tuhan dan nama beberapa keluarganya.
"Keluarga Sugeng ini banyak, namun kebanyakan ya amit sewu, memiliki kelainan juga. Seperti yang dialami Sutoyo, kakak Sugeng yang sudah tidak mau tau lagi dengan tetangga kanan kiri," ucapnya.
Kata Lutfhi, Sugeng juga sering berinteraksi dengan anak-anak kecil.
Dia suka menyapa anak-anak, dan anak-anak di sini juga tidak ada yang takut sama Sugeng karena sering diajak bercanda.
Lutfhi mengaku, bahwa di setiap tulisan yang Sugeng tulis di tembok seperti ada kata-kata dendam.