Tragedi Tiananmen - Massa yang Protes Pemerintah China Dibubarkan Hingga Berujung Pembantaian

Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto ini diambil pada 6 Juni 1989 memperlihatkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) didukung puluhan tank mengamankan jalan raya Changan yang menuju Lapangan Tiananmen, Beijing.

Sejarah Hari Ini Tragedi Tiananmen - Massa yang Protes Pemerintah China Dibubarkan Hingga Berujung Pembantaian

SERAMBINEWS.COM - Di Lapangan Tiananmen, Beijing, China pada 30 tahun silam itu, ribuan orang berkumpul di pusat kota yang merupakan simbol pusat pemerintahan.

Ada yang menyebut jumlah orang saat itu mencapai 100.000.

Sehingga, kumpulan manusia itu terlihat seperti menyemut di utara Kota Terlarang, istana yang menjadi simbol besarnya Kekaisaran China sejak ribuan tahun silam.

Baca: Video Viral - Merdunya Suara Azan yang Berkumandang di Stadion Wembley Inggris

Namun, kumpulan manusia itu berkumpul bukan untuk sebuah perayaan atau festival dari tradisi apa pun.

Puluhan ribu manusia yang terdiri dari mahasiswa, buruh, dan masyarakat biasa berkumpul untuk menyuarakan protes terhadap Pemerintah China yang dianggap membungkam kebebasan demokrasi.

Hari ini 30 tahun silam, tepatnya 3 Juni 1989, aksi unjuk rasa yang berlangsung selama tujuh pekan mulai dibubarkan paksa oleh Pemerintah China.

Saat itu, pemerintahan dikuasai Partai Komunis pimpinan Deng Xiaoping.

Puluhan tank dikerahkan untuk membantu tentara "membersihkan kembali" Lapangan Tiananmen dari aksi demonstrasi yang dimulai sejak 27 April 1989.

Upaya pembersihan ini terekam secara dramatis dalam sebuah foto ikonik yang memperlihatkan seorang mahasiswa mengadang laju tank dengan berdiri di hadapannya.

Foto itu dijepret pada 5 Juni 1989, dua hari sejak tank dikerahkan.

Baca: Lagi, 50 Anak Yatim dan Duafa di Pidie Belanja Baju Lebaran Idul Fitri 1440 H

Pengadangan mahasiswa yang saat ini belum diketahui identitasnya itu tak menuai hasil.

Sebab, tentara membubarkan paksa dengan jalan kekerasan, termasuk melepaskan tembakan.

Demonstran berusaha melakukan perlawanan dengan cara melempar batu dan bom molotov.

Akibat peristiwa itu, otoritas resmi menyebut korban tewas mencapai 300 orang, termasuk demonstran dan tentara.

Halaman
1234

Berita Terkini