Minta Saksi Ahli Kasus Soenarko, Gatot Nurmantyo: Sekarang Banyak Laki-laki yang Agak Keperempuanan

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo saat berkunjung ke Menara Kompas, Jakarta, Senin (23/4/2018).

SERAMBINEWS.COM - Mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo memberikan pendapat soal adanya penyelundupan senjata berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian untuk kerusuhan 21-22 Mei.

Hal itu dikatakan Gatot Nurmantyo saat menjadi narasumber di acara Kabar Petang, Selasa (12/6/2019) malam.

Menurutnya, banyak yang yang menyalahartikan dan menelan mentah-mentah pernyataan dari pihak kepolisian.

"Tanggapan saya judul dari media semuanya adalah mencari dalang kerusuhan 21-22 Mei kemudian ditutup pernyataan dari Pak Iqbal bahwa Polri tidak menggunakan peluru tajam," ujar Gatot.

Namun, menurutnya seolah-olah ada keterkaitan antara penyelundupan senjata dengan aksi 21-22 Mei.

"Jadi ini yang beberapa masalah yang ditonjolkan adalah yang pertama kali tentang penyelundupan senjata oleh S (tersangka kepemilikan senjata ilegal) tadi," kata Gatot.

Baca: Xiaomi Luncurkan Gelang Pintar, Mi Band 4 Lebih Keren dan Berlayar Warna-warni

Baca: VIDEO - Pante Pangah, Rekreasi Keluarga Ramah Netizen

"Saya perlu menyampaikan bahwa yang disampaikan ini adalah baru hasil penyidikan Kepolisian Republik Indonesia yaitu pernyataan dari saksi, barang bukti yang didapatkan adalah senjata dan IT."

"Baru pernyataan dari hasil penyidikan kemudian dikaitkan dengan dalang kerusuhan, apa kaitannya?"

Ia lalu menerangkan kenapa banyak purnawirawan yang memiliki senjata.

"Ini yang harus saya jelaskan bahwa dalam konteks ini, satu hal hampir semua Prajurit Kopassus dan Taipur yang melaksanakan Operasi Sandi Yudha hampir dikatakan 50 persen minimal dia punya senjata itu tapi entah di mana karena memang salah satu tugas Operasi Sandi Yudha itu adalah melaksanakan operasi di belakang garis lawan bukan di depan."

"Tempat sarangnya musuh dia beroperasi, kemudian dia melipatgandakan kekuatan dan melangsungkan perlawanan dari garis dalam, jadi bayangkan dia berangkat 3 orang ke sana dengan terpisah-pisah nanti bertemu di tempat musuh kemudian dia merekrut orang-orang yang jadi musuhnya itu."

"Dia mempersenjatai entah dari mana senjatanya ia melakukan perlawanan dari belakang itulah Operasi Sandi Yudha."

Baca: Abdya Dapat Retribusi Rp 14,5 Juta

Baca: 5 Fakta Polemik Jabatan Maruf Amin di Dua Bank, BPN Sebut Jokowi-Maruf Bisa Didiskualifikasi

Terkait dengan kepemilikan senjata Soenarko, Gatot mengatakan ada pihak yang berwenang yang juga ikut serta dalam penyelundupan tersebut.

"Nah kalau kita tanya benar pelaku yang mengirimkan yang memegang senjata itu, itu yang hasil rampasan dari GAM kemudian diberikan, tidak mungkin seorang Pak Narko yang Pangdam tidak meninggalkan begitu saja," ujar Gatot.

Gatot berharap dalam kasus senjata tersebut, ada saksi ahli yang bisa dipercaya bukan hanya saksi saja.

Halaman
12

Berita Terkini