TGPF Kasus Novel Baswedan Buka Suara, Jenderal Bintang 3 yang Diperiksa Mantan Kapolda Metro Jaya

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyidik KPK Novel Baswedan menjawab pertanyaan wartawan saat peluncuran Jam Waktu Novel di gedung KPK, Selasa (11/12/2018). Menyambut Hari HAM Internasional, Wadah Pegawai KPK meluncurkan Jam Waktu Novel sebagai pengingat bagi penegak hukum untuk membongkar kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK itu. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/ama. (Hafidz Mubarak A)

"Pada kasus ini ada juga beberapa jenderal bintang tiga yang kami periksa itu. Jangan salah. Semua yang dituduh kami periksa lagi. Semua yang diperiksa oleh penyidikan lalu, kami periksa lagi," kata Kiki, sapaan akrabnya, usai konferensi pers.

Menurut dia, pemeriksaan tersebut didasarkan pada hasil penyelidikan Polda Metro Jaya, Ombudsman, dan Komnas HAM.

Dugaan keterlibatan seorang jenderal juga pernah diungkap oleh Novel dalam sebuah wawancara kepada Time.

Novel menduga ada "orang kuat" yang menjadi dalang serangan itu. Bahkan, dia mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat.

Kiki menegaskan bahwa tim gabungan bekerja secara independen dan memeriksa seluruh pihak yang diduga terlibat.

3. Ke luar kota untuk kembangkan saksi

Hendardi menyampaikan, pihaknya mengunjungi beberapa kota dalam rangka investigasi kasus itu.

Dia mengatakan bahwa investigasi yang dilakukan TGPF bermodalkan penyelidikan polisi sebelumnya.

Setelah itu, mereka melakukan reka ulang tempat kejadian perkara (TKP) dan mengembangkan para saksi hingga ke Ambon dan Malang.

"Karena itu kenapa kami ada di Ambon, Malang, Kebumen, dan sebagainya, jelas bukan pelesir, itu urusannya dalam pengembangan saksi-saksi," ujar Hendardi.

Langkah tersebut juga dilakukan untuk memastikan alibi pihak-pihak yang diduga terlibat.

4. Latar belakang politik

Penyidik Senior KPK, Novel Baswedan ditemui di depan kediamannya di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (11/4/2019). Dua tahun kasusnya tak juga selesai, Novel berharap Presiden Joko Widodo membentuk tim gabungan pencari fakta. (Kompas.com / Tatang Guritno)

Tim gabungan mendalami motif-motif politik terkait kasus penyerangan terhadap Novel.

Hendardi mengatakan, dari hasil investigasi itu ada dugaan bahwa kasus penyerangan Novel Baswedan berlatar belakang politik.

"Tentu saja ini bukan perkara biasa, bukan perkara pembunuhan biasa di pinggir jalan tapi perkara yang melibatkan, saya kira orang yang juga bisa kita kategorikan sebagai ada latar belakang politik. Tentu saja untuk itu, karena itu kami berkepentingan juga mencari motif-motif di balik itu semua," ucap Hendardi.

Halaman
1234

Berita Terkini