SERAMBINEWS.COM, BANTEN - Gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Banten dan sekitarnya, Jumat (2/8/2019) sekitar pukul 19.03 WIB.
Getaran terasa kuat di Jakarta bahkan hingga Lampung dan Jawa Tengah serta Yogyakarta.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa berpusat di 7.54 LS,104.58 BT, 147 km barat daya Sumur, Banten.
Pusat gempa berada di kedalaman 10 km. Gempa disebut berpotensi tsunami.
Warga Sumur, Pandeglang, di kawasan pusat gempa langsung mulai mengungsi sesaat setelah gempa mengguncang.
Erna, warga Pandeglang, menyebutkan, keluarganya di wilayah Sumur telah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi sesaat setelah gempa.
Keluarganya menuturkan, air laut telah naik ke atas.
Daerah Sumur merupakan kawasan yang paling terkena dampak paling parah pada bencana tsunami akhir 2018.
Warga di kawasan perusahaan Krakatau Bandar Samudera, Cilegon, Banten, yang berada tak jauh dari bibir Pantai Anyer juga disebutkan telah dievakuasi.
Sementara itu, warga Cilegon juga merasakan getaran gempa yang kuat sehingga berhamburan ke luar rumah.
"Warga pada keluar rumah, gempanya gede banget," kata Hayati, warga Cilegon.
Getaran yang kuat juga dirasakan oleh warga Kota Serang.
Mereka sempat berhamburan ke luar rumah.
"Semua pada ke luar di sini. sampai sekarang masih puyeng," kata Fatmawati, salah seorang warga perumahan Bumi Agung Permai I Kota Serang.
Selain warga, para pegawai minimarket di Jalan Letnan Jidun Kota Serang juga sempat berlarian keluar toko saat merasakan getaran gempa yang kuat.
Sementara itu, Kepala Pusat Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, tiga daerah, yakni Pandeglang, Lampung Selatan, dan Tanggamus berstatus siaga tsunami pasca-gempa berkekuatan magnitudo 7,4, di Selat Sunda.
Menurut Rahmat, di tiga daerah itu berpotensi terjadi tsunami dengan gelombang relatif tinggi.
"Ini daerah-daerah yang cukup signifikan ancaman tsunaminya. Ancaman tsunaminya di atas 3 meter," kata Rahmat kepada Kompas TV, Jumat (2/8/2019).
Rahmat mengatakan, pusat gempa terdeteksi di selat sunda dengan jarak 159 kilometer dari Labuan, Pandeglang, Banten.
Gempa terasa hingga Jakarta, sebagian Jawa Tengah, Lampung, dan Bengkulu.
Menurut Rahmat, setelah terjadinya gempa, BMKG terus memantau potensi tsunami.
Namun demikian, setelah 40 menit gempa melanda, BMKG tak melihat perubahan muka air laut.
"Kita masih pantau, sampai sekarang kami belum melihat perubahan muka air laut. Kita berharap tak ada tsunami," kata dia.
Rahmat mengimbau warga di daerah yang masuk dalam level siaga dan waspada tsunami agar menjauhi pantai.
"Jika tak ada perubahan dalam waktu dua jam, mungkin akan kita akhiri (peringatan tsunami)," tukasnya.
Baca: Kapolda Aceh Turut Perihatin Atas Kasus Pembakaran Rumah Wartawan dan Kantor PWI Aceh Tenggara
Baca: Disperindagkop dan Bulog Aceh Gelar Pasar Murah di Pijay, Ini Jenis Barang dan Harganya
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyebutkan, BMKG memberikan peringatan dini tsunami untuk lima wilayah ini:
1. Pandeglang Bagian Selatan dengan status ancaman SIAGA (ketinggian maksimal 3 meter).
2. Pandeglang Pulau Panaitan dengan status ancaman SIAGA (ketinggian maksimal 3 meter).
3. Lampung-Barat Pesisir-Selatan dengan status ancaman SIAGA (ketinggian maksimal 3 meter).
4. Pandeglang Bagian Utara dengan status ancaman WASPADA (ketinggian maksimal 0,5 meter).
5. Lebak dengan status ancaman WASPADA (ketinggian maksimal 0,5 meter).
Warga di wilayah berstatus siaga diharapkan memperhatikan petunjuk untuk melakukan evakuasi, sedangkan warga di wilayah berstatus waspada diharapkan memperhatikan dan mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai.
Baca: Dua Tervonis Mesum Dicambuk Sembilan Kali di Lapangan Merdeka Langsa
Baca: Polda Aceh Backup Penyelidikan Kasus Pembakaran Rumah Jurnalis Serambi Aceh Tenggara
Baca: Gempa Guncang Banten 7,4 SR, BMKG Peringatkan Tsunami Tinggi di 3 Wilayah Ini
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kondisi Terkini Warga di Wilayah Pusat Gempa Banten yang Berpotensi Tsunami"