Akibatnya merusak terumbu karang dan menyusutnya anak ikan, serta merusak jaring nelayan tradisional.
Ketua Wild Water Indonesia (WWI) Aceh selaku komunitas yang fokus menjaga ekosistem bahari dan alam, M Isbal atau akrap disapa Cibenk, kepada Serambinews.com, Selasa (30/7/2019), mengatakan aksi penangkapan ikan dan udang menggunakan pukat harimau ini sangat meresahkan dan mengganggu nelayan tradisional.
Apabila tidak disikapi cepat oleh aparat terkait, dikhawatirkan dapat memicu atau memancing tindakan agresif nelayan tradisional. (*)