Pangkalan Dilarang Jual Elpiji 3 Kg ke Pengecer, Diduga Pengecer Penyebab Elpiji Melon Mahal di Bireuen
Laporan Ferizal Hasan I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Meskipun kelangkaan elpiji 3 kg atau elpiji melon di Kabupaten Bireuen, Aceh mulai teratasi, namun harga jual gas melon di tingkat pengecer masih cukup mahal yaitu mencapai Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per tabung.
Pengawas Elpiji 3 Kg dari Pertamina, Angga Rizki kepada Serambinews.com, Kamis (15/8/2019) mengatakan, mahalnya harga elpiji melon di Bireuen yang mencapai Rp 25.000-Rp 30.000, diduga akibat ulah para pedagang enceran (pengecer).
"Pangkalan tidak boleh menjual elpiji 3 kg kepada pengecer, karena diduga perusak harga elpiji melon ini adalah pengecer," tegas Angga Rizki, menjawab Serambinews.com di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE) Cot Tufah, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen.
14 Tahun Damai Aceh, Anggota DPRK Pidie Minta Evaluasi Menyeluruh
Aksi Demo 14 Tahun MoU Helsinki, Mahasiswa Paksa Naikkan Bendera Bulan Bintang di Gedung DPRA
Meriahkan HUT ke-74 RI, Warga Labar Tampilkan Beragam Keunggulan Desa
Ditegaskan Angga, masyarakat atau Aparatur Sipil Negara (ASN/PNS), sebaiknya juga tidak boleh membeli si melon (gas 3 kg), karena elpiji 3 kg hanya diperuntukkan untuk masyarakat miskin.
"Pangkalan harus menjual elpiji 3 kg kepada yang betul-betul masyarakat miskin bukan untuk pengecer, kalau dijual ke pengecer masyarakat harus membelinya dengan harga yang mahal, karena pengecer penyebab elpiji 3 kg mahal," ujar Angga.
Sebelumnya, sejumlah masyarakat miskin di Bireuen mengeluh mahalnya harga elpiji 3 kg.
Masyarakat mengaku membeli elpiji 3 kg di pengecer mencapai Rp 25.000-Rp 30.000 per tabung.
"Kami berbarap pemerintah menertibkan pengecer atau pangkalan yang menjual elpiji 3 kg diatas HET, selain itu gas melon juga sering langka, sudah mahal juga langka," kata Aisyah, warga Kecamatan Jeumpa.(*)