Satpam Perumahan Tewas Digigit Ular, Apa Harus yang Dilakukan Jika Terkena Gigitan Ular?
SERAMBINEWS.COM - Belakangan ini viral seorang satpam perumahan di Cluster Michelia, Gading Serpong, Tangerang meninggal dunaia karena digigit ular Weling.
Satpam perumahan, Iskandar (45) meninggal dunia setelah digigit ular yang ditangkapnya.
Awalnya ia tak merasakan apapun usai digigit ular yang ditangkapnya di rumah warga tersebut.
Bahkan ia sempat bercanda dengan warga dan ular tangkapannya itu.
Namun setelah bercanda, ia diinformasikan pingsan dan dibawa ke rumah sakit.
Sayang, nyawa Iskandar tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia akibat racunnya sudah menyebar ke seluruh tubuh.
Melalui akun Youtube-nya, Panji Petualang membagikan tips jika digigit ular.
Menurutnya, dampak dari gigitan ular memang tidak langsung dirasakan.
Namun sekitar sepuluh menit setelahnya biasanya tubuh akan mulai bereaksi.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube PANJI PETUALANG Sabtu (24/8/2019), ia mengatakan kalau ular yang menggigit Iskandar ular welang atau weling, jenis bungarus spesies.
Baca: Heboh Kemunculan Ular Berkaki 4 Dikaitkan dengan Tanda Kiamat, Begini Kata Panji Petualang
Baca: Viral Satpam Meninggal Digigit Ular Weling, Kenali Ciri & Waspada Habitatnya Ada di Sekitar Kita
Baca: VIRAL Kisah Pemuda 25 Tahun Nikahi Janda 50 Tahun, Berawal Saat Rasmiati Jadi Sinden di Pentas
"Bungarus adalah golongan elapidae yang masuk dalam keluarga besarnya cobra sebenarnya teman-teman, hanya mereka berbeda spesies," ujar Panji Petualang.
Menurut Panji Petualang, ular weling atau welang ini memang termasuk jenis ular yang pasif.
"Jadi di antara jenis elapidae, memang jenis bungarus termasuk ular yang pasif, tidak seperti King Cobra yang agresif," katanya.
Hal itu membuat banyak orang berpendapat kalau ular welang atau weling ini jinak.
"Bungarus terlihat seperti jinak, namun ketika mereka merasa terusik dan terancam, mereka tidak akan segan untuk menggigit," jelasnya.
Bahkan menurutnya, Elapidae mendominasi termasuk golongan hidropidae atau ular laut, jadi jenis elapidae adalah jenis ular berbisa yang harus kita perhitungkan.
"Ular welang dan weling sangat berbisa namun pasif, mereka aktif di malam hari dan hampir mirip dengan ular paling mematikan di dunia, yaitu ular laut, tapi mereka mereka sulit ditebak," kata Panji Petualang.
Ia juga menjelaskan, sejatinya ular adalah hewan yang cenderung menghindari manusia, mereka tidak akan menyerang jika tidak diprovokasi.
"Jika merasa terancam mereka akan menggigit, beberapa ular berbisa menggunakan bisanya untuk bertahan dari ancaman, bisa ular sangat berarti bagi mereka untuk berburu mangsanya, jadi mereka jarang membuang bisa cuma-cuma," ungkapnya lagi.
Panji Petualang juga mengatakan kalau ular adalah hewan yang selalu ingin membunuh manusia, padahal sejatinya mereka sama seperti hewan liar lain, yang diciptakan hanya sekedar untuk mencari makan dan hidup di alam ini.
"Fungsi adanya mereka di alam adalah untuk menjaga ekosistem, termasuk rantai makanan yang ada di alam ini," tambahnya.
Khusus untuk antibisanya, Indonesia hanya memiliki satu antibisa buatan dari Bio Farma, yaitu Biosafe Poliphalen.
Baca: Undangan Nikah Sudah Disebar, Lettu Inf Angga Pradipta Tewas Tertabrak KA, Ini Kronologinya
"Bisa mengobati gigitan dari ular bungarus yaitu weling atau welang, gigitan agkristrodon rhodostima bite atau ular tanah," kata dia.
"Gigitan cobra, dan beberapa ular berbisa lainnya seperti King Cobra dan lain-lain tidak bisa diobati oleh antibisa tersebut," tambah Panji Petualang
Kemudian, Panji Petualang juga memberikan tips jika digigit ular, terutama saat kita tidak yakin dengan jenisnya.
"Kita juga jangan menyepelekan gigitan ular, karena tidak langsung bereaksi, ada jeda sekitar 5-10 menit sejak gigitan itu terjadi," jelas Panji Petualang.
Ia juga menjelaskan bahwa sekitar sepuluh menit kemudian biasanya baru akan merasakan mual, pusing, pembengkakan dan rasa nyeri.
"Awal gigitan kita tidak akan pernah merasakan apapun," katanya.
Untuk itu, jika digigit sebaiknya segera pergi ke rumah sakit.
"Kalau digigit, segera ke rumah sakit untuk minta pertolongan, lalu foto ularnya dan beri tahu ke medis agar bisa diobati," jelasnya.
Baca: Pelayaran Terganggu Cuaca Buruk, Puluhan Mobil Menumpuk di Pelabuhan Samatiga Aceh Barat
Perbedaan Ular Welang dan Weling
Seorang satpam di Gading Serpong, Tangerang Banten meninggal setelah digigit ular weling pada Selasa (20/8/2019). Sebelum diketahui jenisnya secara pasti, banyak masyarakat yang kebingungan apakah ular tersebut weling (Bungarus candidus) atau welang (Bungarus fasciatus).
Kompas.com pun menghubungi peneliti reptil dan amfibi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI), Amir Hamidy, pada Sabtu (24/8/2019) untuk mengetahui perbedannya.
1. Pola belang yang berbeda
Salah satu perbedaan yang paling kentara dari weling dan welang adalah pola gelangnya yang berbeda.
Meski sama-sama punya belang, welang memiliki pola yang lebih konsisten dan jelas daripada weling.
Pada welang, pola belang yang bisa hitam-putih atau hitam-kuning juga sampai ke perutnya, sedangkan belang hitam-putih pada weling hanya di are punggung dan perutnya putih.
2. Tanda V terbalik di kepala
Welang juga memiliki tanda V terbalik di kepala, sedangkan weling tidak memilikinya.
3. Bentuk ujung ekor
Jika Anda masih bingung dan tidak bisa melihat perut ular, maka perbedaan lain yang paling kelihatan adalah bentuk ekornya.
Welang memiliki ujung ekor yang tumpul, sedangkan weling memiliki ekor yang lancip.
Baca: Misteri Pedalaman Papua Buat Anak Miliader AS Penasaran, Petualangannya Justru Berakhir Tragis
Baca: Pencarian Hari Kedua, Jenazah Korban Tenggelam di Tapaktuan Belum Juga Ditemukan, Ini Kendalanya
Sama-sama berbahaya
Daripada weling, welang memang lebih jarang ditemukan.
Pasalnya, welang lebih suka berada di area hutan, sedangkan weling bisa ditemukan di sawah atau area pemukiman manusia.
Mereka juga ular nokturnal atau beraktivitas pada malam hari sehingga jarang terlihat pada siang hari.
Namun bila bertemu weling atau welang, Anda sebaiknya tidak mendekatinya, apalagi menganggunya seperti yang dilakukan oleh satpam di Serpong.
Amir berkata bahwa warna weling atau welang yang begitu mencolok, bahkan pada malam hari sekalipun, sebetulnya sudah menjadi pertanda bahwa mereka berbisa tinggi.
"Kalau didekati orang pun, mereka (weling dan welang) tidak lari karena punya bisa yang tinggi sehingga tidak takut dengan manusia," ujarnya.
Oleh karena itu, Amir pun meminta semua orang untuk mempraktekkan keamanan diri bila melihat weling, welang atau ular yang berwarna mencolok lainnya.
Sebaiknya, Anda tidak mendekati, apalagi memegangnya.
"Ya sudah, biarkan ular itu diusir saja. Toh kalau diusir dengan alat sederhana pun juga pergi," ujarnya.
Lantas kalau harus menangkapnya, Anda harus menggunakan grabstick atau hookstick sehingga ular bisa ditangkap tanpa disentuh tangan manusia.(*)
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Satpam Tewas Digigit Ular Weling, Ini Tips yang Harus Dilakukan Jika Terkena Gigitan Ular
Penulis: Vivi Febrianti
Editor: Soewidia Henaldi