Menurut informasi, peristiwa tersebut dipicu adanya kata-kata kasar terhadap masyarakat di desa tersebut.
Kronologis kejadian berawal sekitar pukul 11.00 WIB siang, seorang pria berinisial BB bersama tiga saudaranya yang mengaku pemilik tanah tempat proyek pembangunan jembatan di sana.
Pria BB datang dan melarang aktivitas ekskavator yang sedang bekerja di sana. Lantas kata Dagar ada upaya menghentikan kegiatan proyek.
Diakui saat kejadian, Dagar tidak berada di lokasi namun informasi pemicu insiden ia dapat dari masyarakat di sana.
Menurut Dagar, persoalan terjadi akibat adanya kata-kata kasar bahkan mengarah pada penghinaan terhadap masyarakatnya.
Kata kasar itu muncul dari warga yang mengaku pemilik tanah lokasi pembangunan Jembatan Dah. ”Memang ada peristiwa tadi, warga marah karena dikatain dengan kata tak senonoh,” kata Dagar.
Dagar menjelaskan, warganya marah lantaran dikataian seperti hewan bahkan adanya ungkapan agar rumah penduduk setempat dibakar.
Bukan hanya itu, ada pula informasi jika salah satu rekan BB membawa pistol dan mengancam tembak. Hal inilah yang memicu kemarahan masyarakat di sana.
Apalagi, kampong Dah ini pernah dibakar kala konflik Aceh bergolak tahun 2002 silam sehingga masyarakat menjadi emosi kala mendengar kata ‘bakar’.
Nah adanya kata tak senonoh ini membuat massa beringas hingga merusak mobil milik BB bahkan jika saja tidak melarikan diri bisa-bisa menimbulkan bentrok fisik.
Sebenarnya, kata Dagar jika pun tanah lokasi proyek jembatan milik BB tidak seharusnya mengeluarkan kata-kata tak senonoh terhadap masyarakat. (*)