“Kami (agen) menerima pengembalian harga TBS sawit Rp 1.220 per kg dari pemegang SP yang memasok TBS sawit ke PMKS GSS. Sedangkan pemilik SP, tentu menerima lebih dari itu,” katanya.
TBS sawit dari Abdya juga ada yang dijual kepada pengusaha PMKS PLB2 Singkohor, Subulussalam melalui suplier (pemagang SP).
“Di sini harga pengembalian harga TBS sawit yang diterima agen (nasabah) dari pemegang SP sekitar Rp 1.180 per kg. Kemudian, harga pengembalian yang diterima agen Rp 1.095 bila TBS sawit dipasok pemegang SP ke PMKS SSN Subulusslam.
“TBS sawit produksi Abdya dikenal memiliki kadar minyak lebih tinggi sehingga dibeli dengan harga lumayan tinggi,” kata Yong Ardat.
Sementara Armansyah, seorang agen pengepul di Babahrot ketika dihubungi Serambinews.com, Senin mengakui masih menjual TBS kelapa sawit kepada pengusaha PMKS di Nagan Raya, juga melalui pemegang SP dengan kisaran harga Rp 950 sampai Rp 970 per kg (harga pengembalian dari pemegang SP).
Itu pun, setelah mengalami kenaikan harga Rp 20 per kg sejak 1 September.
Agen pengepul di Abdya yang memasok TBS kelapa sawit ke PMKS Subulussalam bisa membeli dari petani lebih tinggi dibandingkan harga yang dibeli agen pengepul yang memasok ke PMKS di Nagan Raya.
Yong Ardat mengakui menampung TBS TBS sawit di tempat timbangan (ram) miliknya pada Senin (2/9/2019) mencapai Rp 880 per kg, sedangkan TBS sawit yang diambil di lokasi kebun ditampung Rp 800 per kg.
Sawit yang dikumpulkan selanjutnya di jual ke Subulussalam dengan menambah ongkos muat dan angkut sekitar Rp 250 per kg. “Ya, ada keuntungan sekitar Rp 90 per kg,” katanya.
Sedangkan Armansyah, agen pengepul yang memasok TBS sawit ke Nagan Raya mengaku menampung sawit dari petani sekitar Rp 650 sampai Rp 670 per kg. Tingkat harga yang murah karena pengusaha PMKS di Nagan Raya menampung TBS sawit belum terjadi peningkatan yang berarti.
“Paling-paling meningkat Rp 20 per kg,” ungkapnya.
Dia kembali berharapkan cita-cita Pemkab Abdya membangun PMKS agar segera terealisasi untuk menampung produksi TBS kelapa sawit rakyat yang semakin meningkat. (*)