SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tanggal 8 September 2004 adalah hari kelabu bagi perjuangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Pada hari itu, satu pejuang gerilya GAM yang amat disegani di wilayah Peureulak, Aceh Timur syahid.
Ia adalah Ishak Daud, yang dikenal sebagai Panglima GAM Wilayah Peureulak.
Ishak Daud syahid dalam satu pertempuran hebat dengan prajurit TNI di kawasan Babah Krueng, Peureulak Timur, Aceh Timur.
Ishak Daud syahid dengan penuh luka tembak di bagian kepala dan dada.
Ikut pula istrinya, Cut Rostina syahid di sisinya dalam pertempuran terakhir itu.
Ishak Daud bersama istrinya dimakamkan di Desa Blang Glumpang, Kuala Idi Rayeuk, Aceh Timur, tiga hari setelah tertembak.
Sejak peristiwa kelabu itu, GAM berduka.
Bendera bintang bulan setengah tiang berkibar menjadi saksi bisu atas syahidnya Sang Panglima.
Dalam rentetan perjuangan GAM membebaskan Aceh dari Indonesia, sosok Ishak Daud amat berpengaruh.
Ia adalah sosok panglima dan komandan yang dihormati dan disegani.
Bahkan para pengikut setianya memanggil Ishak Daud dengan sebuat "Abusyik", atau sosok yang dituakan dan dihormati.
Punya latar belakang pelatihan militer di Libya, sosok Ishak Daud kaya dengan pengalaman bergerilya di hutan belantara pedalaman Aceh Timur.
Baca: VIDEO - Peringatan 14 tahun Damai Aceh, 100 Eks Kombatan Diberikan Sertifikat Tanah
Baca: SBY Minta Semua Pihak Terus Jaga Damai Aceh
Baca: Ini Pesan Hasan Tiro Suatu Ketika, Siapa yang Akan Memimpin Jika Dirinya Tiada
Ia memimpin gerilyawan GAM di wilayah Peureulak, Aceh Timur.
Sejak saat itu Ishak Daud diangkat menjadi Panglima GAM wilayah Peureulak.