"Karena anaknya, Icha mengalami luka bakar cukup parah harus dirujuk ke RSUZA Banda Aceh, maka ibunya ikut mendampingi," sebut salah seorang petugas RSUD Langsa.
Laporan Zubir | Langsa
SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Dua korban kebakaran di Desa Damar Siput, Kecamatan Rantau Seulamat, Aceh Timur, Selasa (17/9/2019) dini hari tadi, dirujuk ke RSUZA Banda Aceh.
Kedua korban yang dirujuk dari RSUD Langsa ini, yaitu Yulia Ningsih (20) dan anaknya Icha Maulida (3), karena mengalami luka bakar serius.
Korban terbakar itu diberangkatkan ke Banda Aceh sekitar pukul 12.00 WIB tadi, dengan menggunakan mobil ambulance RSUD Langsa.
Dari kedua korban yang dirujuk itu, Icha Maulida yang mengalami luka bakar di tubuhnya cukup parah yang diperkirakan hingga 70 persen.
Sedangkan ibunya, Yulia Ningsih, mengalami luka bakar sekitar 30 persen di kaki serta paha dan tangannya, sebenarnya masih mampu dirawat di RSUD Langsa.
Baca: Pulang ke Tamiang, Tim Sepak Bola Pelajar Disambut Istimewa
"Karena anaknya, Icha mengalami luka bakar cukup parah harus dirujuk ke RSUZA Banda Aceh, maka ibunya ikut mendampingi," sebut salah seorang petugas RSUD Langsa.
Sebelumnya dilaporkan, satu keluarga berjumlah 5 orang di Desa Damar Siput, Kecamatan Rantau Seulamat, Aceh Timur, menjadi korban terbakar Selasa (17/9/2019) pukul 02.00 WIB.
Kelima korban yaitu Bustami Rizal (32) dan Yulia Ningsih (20) suami istri, dan tiga anaknya, Andi Prayuda (5), Icha Maulida (3), Nuhammad Irfan (1,8).
Di antara semua korban megalami luka bakar bagian tubuhnya terparah hingga sekitar 70 persen, yaitu anak kedua, Icha Maulida.
Sedangkan Bustami Rizal juga mengalami luka serius di bagian kaki dan tangan, serta istrinya Yulia Ningsih luka bakar di bagian paha kaki dan tangan.
Sedangkan dua anak mereka lainnya, Andi Prayuda dan M Irfan, mengalami luka bakar di bagian kaki dan tangan, namun tidak begitu parah.
Korban dirawat di RSUD Langsa.
Baca: Kontingen MTQ Bireuen Bawa 45 Peserta ke Pidie, Ini Cabang yang Diikuti
Ayah korban, Bustami Rizal, yang ditemui di Ruang Si Tahon RSUD Langsa, kepada Serambinews.com, mengatakan, malam itu mereka semua sudah tertidur dalam 1 kamar rumah pondok berkonstruksi kayu milik PT Parasawita.
Namun tidak seperti biasanya, Bustami, malam itu terbangun dari tidur.
Lalu ia pun keluar dari kamar ke ruang tengah rumah tersebut.
Saat itu ia merasa kakinya dingin saat meminjak lantai semen rumah.
Ternyata ada tumpahan bensin yang meluber hingga ke dalam kamar mereka tidur.
Tak lama kemudian, tiba-tiba muncul percikan api dalam kamar anak dan istrinya sedang tidur.
Api dengan cepat menyebar ke seluruh ruangan.
"Api mucul dari uap minyak bensin yang menyambar lampu teplok di kamar kami, api terlihat memutar dan langsung membesar," ujar Bustami.
Baca: Sumatera dan Kalimantan Berkabut Asap, Wiranto: Kebakaran Hutan dan Lahan Tanggung Jawab Daerah
Ditambahkannya, bensin yang tumpah di dalam rumah pondok kebun PT Parasawita mereka tempati ini, berasal dari bensin eceran yang diletakkan di ruang tamu.
Selama ini, Bustami ada menjual bensin eceran kecil-kecilan di rumahnya untuk uang tambahan keperluan keluarganya.
"Bensin yang di botol mineral ada yang tumpah karena nampaknya ada disenggol kucing atau tikus," imbuhnya.
Sedangkan ada 25 liter minyak bensin lainnya, oleh Bustami diletakkan jauh di belakang bagian dapur. (*)
Baca: Bangun 125 Jamban dengan Dana Desa, Ranto Panyang Klaim Bebas WC Terbang