KKB Aceh

Ini Jenis Senjata dan Mesin yang Pernah Dirakit Abu Razak Ketika Masa Konflik

Penulis: Jafaruddin
Editor: Yusmadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abu Razak ketika menjalani sidang kasus senjata api ilegal di Pengadilan Negeri Lhoksukon, Aceh Utara pada tahun 2015.

Laporan Jafaruddin | Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM,LHOKSUKON – Abdul Razak alias Abu Razak alias Tun Sri Muhammad Azrul Mukminin Al Kahar mulai bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 1999 di Lhoksukon, Aceh Utara.

Padahal saat itu, Abu Razak masih mengeyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Pulau Jawa karena mendapat beasiswa setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Teknik Mesin (STM), Bireuen.

“Awalnya memang dicurigai dia mematai-matai, tapi ternyata tidak. Ia benar-benar ingin bergabung dengan GAM,” ujar seorang eks kombatan asal Aceh Utara Syam kepada Serambinews.com, Sabtu (21/9/2019).

Tak lama setelah bergabung, akhirnya terbaca keahlian yang dimiliki Abu Razak dalam memperbaiki (servis).

Bahkan, tak hanya itu, ia juga memiliki kemampuan dalam merakit senjata.

“Saya juga tidak tahu kapan dan darimana dia memperoleh pengalaman merakit senjata,” ujar Syam.

Karena memiliki kemampuan tersebutlah, sehingga Abu Razak bisa berpindah satu daerah ke daerah lain untuk servis senjata.

Kemudian ia mulai merakit senjata di sebuah bekas gedung sekolah di kawasan Aceh Utara.

“Saat itu, ia mulai merakit senjata GLM dan kemudian juga mampu merakit amunisinya,” ungkap Syam.

Ia menggunakan besin bubut untuk merakit senjata.

Baca: Ini Pengakuan Keluarga Soal Sosok Abu Razak Sejak Masih Kecil

Baca: Abu Razak Dikebumikan di Paya Bakong, Ini Kenangan Warga Ketika Kecil

Baca: Abu Razak Ahli Rakit Senjata  

“Sehingga saat itu banyak senjata rakitan yang digunakan di Aceh Utara dan kemungkinan di tempat lain saat konflik adalah hasil karya Abu Razak. Namun, kami juga heran dengan kemampuan Abu Razak saat itu,” katanya.

Ditambahkan, ternyata Abu Razak juga mampu merakit bom.

Bahkan ia pernah merakit bom yang diledakkan dengan menggunakan remot, hanya saja jarak bom dengan remt saat itu masih seratusan meter.

“Pernah ujicoba saat itu, dengan menggunakan remot dan berhasil,” katanya.

Halaman
12

Berita Terkini