Tolak Kriminalisasi

Jurnalis Banda Aceh Tolak Kekerasan dan Kriminalisasi terhadap Jurnalis dan Aktivis

Penulis: Muhammad Nasir
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 50 wartawan media cetak dan media elektronik yang bergabung di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh mengelar demo di Simpang Lima Banda Aceh terkait kriminalisasi jurnalis, Senin (30/9/2019) sore. Aksi Damai itu mengusung berbagai poster yang berisi stop kekerasan terhadap pers, 60 hari kasus pembakaran rumah wartawan di Desa Lawe Loning Aman, Kecamatan Lawe Sigala-gala Aceh Tenggara.

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Puluhan jurnalis dari berbagai media di Banda Aceh menggelar unjuk rasa di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh, Senin (30/9/2019).

Aksi tersebut sebagai bentuk menolak kekerasan dan kriminalisasi terhadap jurnalis dan aktivis.

Para aktivis HAM, hingga lingkungan pun ikut bergabung bersama jurnalis dalam aksi itu.

Kedua pihak ini datang dengan membawa sejumlah spanduk dan poster yang menyatakan penolakan terhadap kekerasan kepada jurnalis.

Aksi itu mendapat pengawalan dari sejumlah aparat kepolisian.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mencatat, dalam kurun waktu dua pekan terakhir, terhitung sejak 14 hingga 25 September 2019, sebanyak 14 jurnalis mengalami intimidasi dan kekerasan saat menjalankan tugas.

Baca: Video - Desak Pencabutan Status Tersangka Dandhy, Aji Banda Aceh Serukan Stop Kriminalisasi

Baca: Niat Cari Ikan Malah Masuk ke Sarang Kobra, Yusuf Tewas Dipatuk, Sempat Melawan Sampai Lepas

Baca: Nora Idah Nita, Ingin Berdayakan Petani dan Nelayan  

Kejadian itu tersebar pada beberapa daerah di Indonesia.

Dari data AJI, pelakunya mayoritas dari oknum aparat kepolisian yang mestinya mengayomi dan melindungi para insan pers, terutama ketika berhadapan di lapangan dalam setiap aksi massa.

Ketua AJI Banda Aceh, Misdarul Ihsan kemarin menyampaikan, tidak hanya kekerasan terhadap jurnalis.

Tapi juga ada pembungkaman berekspresi atau menyampaikan pendapat.

Terakhir Dandhy Dwi Laksono, seorang jurnalis yang juga aktivis HAM dan lingkungan dijemput di rumahnya, Kamis (26/9) malam karena mengkritik kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini di Papua lewat akun twitter-nya.

Meski kemudian dibebaskan, tetapi status tersangka masih melekat padanya.

Pembebasan Dandhy hanya sebatas penangguhan penahanan atau tahanan luar.

Dalam aksi itu AJI melakukan pernyataan sikap yang artinya, meminta semua pihak untuk tidak menghalang-halangi, mengintimidasi dan melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Halaman
12

Berita Terkini