Pada kesempatan tersebut Nova juga mengaitkan sidang Tarjih Fiqih dengan program Pemerintah Aceh di bidang keuangan dan kesehatan.
Karena itu, di dalam sidang nantinya ada pemaparan makalah tentang "Peran Negara dalam Pengelolaan Zakat", baik dalam konteks nasional maupun ke-Acehan.
Nova menilai pengelolaan zakat di Aceh sudah berjalan dengan baik. Bahkan, Pemerintah Aceh maupun pemerintah kabupaten/kota beberap kali mendapatkan penghargaan pengelolan dana umat itu.
“Semoga upaya pengelolaan zakat terus membaik dan meningkat jumlah penerimaannya,” harap Nova.
Sementara di bidang kesehatan, lanjutnya, akan dibahas pemanfaatan unsur haram pada proses kimiawi produk obat dan vaksin, dengan tema “Perkembangan dan Penanganan Virus Campak dan Rubella”.
"Hadirnya makalah ini dalam sidang Tarjih Fiqih ini untuk mendapatkan kepastian hukum supaya masyarakat tidak bimbang saat menggunakan obat dan vaksin tersebut", jelasnya.
Lebih lanjut Nova menjelaskan, Pemerintah Aceh menggelar Sidang Tarjih Fiqih Keagamaan ini bersama Muhammadiyah, salah satu organisasi massa Islam yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Aceh.
"Lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah mulai PAUD, TK, hingga perguruan tinggi telah berkontribusi luar biasa dalam kehidupan ummat dan membantu pemerintah mencerdaskan bangsa," kata Nova.
Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, katanya lagi, Muhammadiyah memiliki Majelis Tarjih yang giat melakukan pengkajian, penafsiran, dan penerapan ajaran Islam.
Majelis Tarjih Muhammadiyah dipandang sebagai laboratorium ijtihad pemikiran keagamaan yang selalu responsif, adaptif, dan akomodatif terhadap perubahan sosial, politik, serta ekonomi.
Peran dan kiprah Muhammadiyah dalam pembangunan dapat ditingkatkan lagi di masa-masa mendatang, untuk memberikan manfaat lebih besar bagi seluruh masyarakat Aceh dan Indonesia, tambah Nova.
Selain dengan Muhammadiyah, katanya lagi, Pemerintah Aceh senantiasa bekerjasama dengan semua pihak dari beragam organisasi keagamaan, sosial, ekonomi, maupun profesi, demi percepatan pembangunan Aceh.
“Pemerintah Aceh tidak bisa sendirian, dan perlu dukungan semua pihak dan elemen bangsa dalam melaksanakan pembangunan,” katanya.
Oleh karena itu, pemerintah menyadari betapa pentingnya menyatukan seluruh kemampuan dan potensi sumber daya manusia serta sumber daya lainnya di Aceh.
Kegiatan keagamaan tingkat nasional ini dihadiri para ahli yang akan menyampaikan materi sesuai bidangnya masing-masing. Diharapkan akan lahir pemikiran-pemikiran baru dan segar yang bermanfaat bagi pembangunan bangsa.