Kisah Saat Reses, Anggota DPRK Aceh Tamiang Diminta Rehab Atap Rumah Warga yang Bocor
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Seorang warga melaporkan atap dapur rumahnya bocor dan meminta anggota DPRK Aceh Tamiang membantu memperbaikinya.
Warga yang mengaku bernama Imul itu mengaku selama ini tidak pernah menerima bantuan karena dianggap sebagai warga mampu.
"Saya ini korban kesalah-pahaman. Banyak yang nengok saya bawa sawit, padahal bukan sawit saya," kata Imul di hadapan Samuri, anggota DPRK Aceh Tamiang ketika reses di Kampung Jamborambong, Kecamatan Bandarpusaka, Jumat (1/11/2019).
Kesalah-pahaman itu disebut Imul telah merugikan dirinya, karena tak ada pihak yang bersedia membantu. Padahal kata dia, sawit yang sering dibawanya merupakan milik orang.
"Saya cuma bantu menjualkan," bebernya.
Samuri sendiri menjelaskan kalau program bantuan di DPRK tidak bersifat pribadi, melainkan harus berkaitan dengan kepentingan publik.
• Ahmad Dhani Mendaftar Jadi Calon Wali Kota Surabaya, Ini 5 Nama Kuat yang Bakal Jadi Pesaingnya
• Nagan Raya Ikut UMP Aceh Tahun 2020, Kemungkinan Rp 3.165.030 atau Keenam Tertinggi di Indonesia?
• Kemarahan Sang Ibu hingga Tudingan Pelet Arie Kriting, Indah Permatasari: Hubunganku Tidak Disetujui
Meski begitu, politisi PNA ini akan tetap berupaya menampung aspirasi ini melalui Program Keluarga Harapan (PKH).
"Coba nanti kita usulkan melalui PKH," ujarnya.
Samuri sempat mengeluh dengan tingkat kehadiran warga yang minim. Padahal kata dia, reses merupakan kesempatan warga untuk menyampaikan kebutuhan daerahnya agar bisa diperhatikan pemerintah.
"Warga yang datang tidak seimbang dengan jumlah penduduk. Jadi bagaimana pemerintah bisa tahu kebutuhan rakyat kalau wakil rakyat yang datang mereka (warga) tidak antusias," ujarnya.
Menurut warga, minimnya kehadiran ini tidak disengaja karena sebagian besar warga masih di sawah.
• Ayah Tiri Siksa Balita 3 Tahun Hingga Meninggal, Pelaku Injak Perut Korban dan Kaki Dibakar
"Penduduk di sini mayoritas petani pak. Kebetulan ini lagi banyak burung, jadi mereka titip salam karena harus menghalau burung," kata anggoa MDSK Jamborambong, Rafa'i.