Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Rahmawati (37), ditinggal suami yang berpulah ke Rahmatullah hampir dua tahun lalu, meninggalkan 8 putra-putri.
Ditinggal suami untuk selama-lamanya, Ibu Rumah Tangga (IRT) warga Desa Ujung Padang, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), ini menghidupi 8 anak yatim yang berumur antara 2 tahun (bungsu) dan 18 tahun (sulung).
Rahmawati akhirnya menjadi orangtua untuk mencari nafkah bagi-bagi anak-anaknya.
• Viral Video Polisi Pukul Sopir Ambulans yang Bawa Pasien, Begini Penjelasan Kapolres
Beberapa waktu lalu, Rahmawati diterima sebagai tenaga bersih-bersih pada Puskesmas Manggeng (tenaga cleaning service).
Penghasilannya diperoleh sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari delapan orang anak.
Masih beruntung, Rahmawati punya anak laki-laki membantu mencari nafkah dengan bekerja apa saja yang halal.
“Anak yang tertua akhirnya putus sekolah, setelah tamat SMP, kemudian membantu orang tua mencari nafkah,” kata H Teuku Hendri Saifullah MA, Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Manggeng kepada Serambinews.com, Minggu (3/11/2019).
• Hasil MotoGP Malaysia 2019 - Maverick Vinales Juara, Marquez Runner Up, Rossi Posisi 4
Ada yang bersimpati atas nasib janda delapan anak ini.
Murid Sekolah Dasar Terpadu (SDIT) Muhammadiyah Manggeng, misalnya, melakukan kegiatan sosial menyantuni anak yatim/duafa dengan bersilaturahmi langsung ke rumah Rahmawati di Desa Ujung Padang, Sabtu.
Kegiatan ‘SDIT Peduli’ ini, murid dengan didampingi dewan guru menyerahkan bahan sembako, berupa beras, mie instan, minyak makan, telur ayam, dan gula pasir.
Kemudian ditambah uang alakadarnya kepada Rahmawati dan anak-anaknya yang sudah yatim.
Kepala SDIT Muhammadiyah Manggeng, Risa Muliana SPdI menjelaskan, sembako tersebut diperoleh dari hasil infaq murid yang mereka kumpul setiap hari Jumat selama tiga bulan terakhir.
• Plt Gubernur Nova Irianyah Mohon Doa Agar Tim Sepakbola Porwil Aceh Raih Prestasi di Bengkulu
“Sembako tersebut murni dari hasil infaq murid yang mereka kumpul setiap hari Jumat,” katanya.
Kegiatan santunan anak yatim/duafa ini dilakukan setiap tiga bulan sekali dan murni dari infaq murid.
Tujuannya, menumbuhkan empati dan semangat para murid sejak usia muda untuk membantu saudara-saudara yang membutuhkan.
Santunan diserahkan langsung para siswa/i SDIT Manggeng sehingga mereka bisa melihat penggunaan infaq yang telah mereka kumpulkan.
Melalui cara seperti itu diharapkan tumbuh rasa kepekaan sosial sejak usia dini, bahwa betapa bermanfaat bantuan yang diberikan kepada orang lain, meskipun jumlahnya sedikit.
• Sindir Mahfud MD terkait Radikalisme, Rocky Gerung: Dia Sendiri Enggak Mampu
Risa Muliana saat menyambangi rumah Rahmawati bersama murid juga mengatakan, bantuan dari murid SDIT dalam jumlah tidak seberapa itu bisa memberikan sedikit manfaat bagi warga yang menerima.
Pesan yang disampaikan kepada Rahmawati dan anak-anaknya agar tetap semangat menjalani kehidupan.
"Jangan putus asa karena Allah SWT pasti memperhatikan hamba-Nya yang berusaha serta tawakal," ujarnya.
Teuku Hendri Saifullah dan Risa Muliana menjelaskan, SDIT Muhamadiyah, menempati bangunan dalam Kompleks Masjid At-Taqwa Desa Keude Manggeng, beroperasi mulai tahun ajaran 2019.
Jumlah murid kelas I sebanyak 18 orang.
• Keuchik di Aceh Barat Akan Diberi Sanksi Jika Shalat 5 Waktu di Masjid tak Jalan
Para murid diajak untuk memiliki rasa sosial yang tinggi dengan cara mengumpulkan infaq setiap hari Jumat.
Dana infaq yang terkumpul selama tiga bulan, kemudian disalurkan oleh murid langsung kepada yang layak menerimanya.(*)