Dikisahkan beberapa saat setelah ia mendapat rehabilitasi dan ia aktif kembali di ketentaraan secara resmi.
Usai tidak aktif di ketentaraan, pada 1960-an, Komaruddin memilih dunia jalanan sebagai jalur hidupnya.
Di Yogyakarta, namanya terkenal sekaligus disegani sebagai "preman berhati "Tempat tongkrongan favoritnya di samping pabrik susu SGM," ujar Amiruudin, putra kedua dari Komaruddin.
Sekitar tahun 1969, Komaruddin secara misterius tiba-tiba menghilang dari Yogyakarta.
Soetojo alias Boyo (buaya), seperjuangannya waktu melawan Belanda, lantas mencarinya hingga ke Jakarta setahun kemudian.
Di ibukota Boyo menemukan Komaruddin di wilayah Cempaka Putih.
Ia tinggal di sebuah gubuk kecil yang terletak di tengah-tengah rawa (tanah milik Kodam V Jaya?)
Ia menghidupi kesehariannya dengan bekerja sebagai seorang preman yang ditakuti di wilayah Pasar Senen.
Baik teman Amiruddin menduga keberadaan Komaruddin di Jakarta atas sepengetahuan Presiden Soeharto, yang merupakan mantan komandannya di Yogyakarta.
"Buktinya, saat tinggal di rawa terletak di Cempaka Putih itu, tiap bulan secara rutin yang ia kerap mendapatkan jatah beras bagian untuk tentara..." ujar lelaki kelahiran Yogyakarta pada 1962 tersebut. (Aminnudin/Tribunnews)
• Bek Termahal Barcelona Ini Ungkap Karakter Lionel Messi yang Sesungguhnya
• Kejari Kualasimpang Sudah 11 Kali Tuntut Mati Penyelundup Sabu, Semua Vonis Sebelumnya Lebih Rendah
• Ini Upaya Dinas Pertanian dan Pangan Abdya Atasi Kosongnya Pupuk Subsidi
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul SOSOK Letnan TNI Komaruddin, Tentara Sakti Kebal Peluru yang Pemberani Namun Hidup Sederhana