Laporan Khalidin | Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Kosongnya sepuluh formasi khususnya dokter spesialis dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2019 di Kota Subulussalam menjadi persoalan serius bagi daerah ini.
Karenanya, Pemko Subulussalam akan menyurati Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk meminta perpanjangan pendaftaran CPNS di Kota Sada Kata itu.
Plt Kepala Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Subulussalam, Asmardin, SH, MH, kepada Serambinews.com, Kamis (28/11/2019) mengatakan mereka baru saja menggelar rapat bersama pemangku kebijakan di sana.
Dalam rapat tersebut, kata Asmardin disepakati untuk menyurati BKN guna meminta perpanjangan waktu pendaftaran atau permintaan pembukaan pendaftaran ulang khusus formasi yang kosong.
Ini, kata Asmardin, lantaran formasi yang kosong khususnya dokter spesialis sangat dibutuhkan di Kota Subulussalam dalam rangka mendukung operasional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Surat permohonan pembukaan penerimaan ulang CPNS khusus sepuluh formasi ini akan dilayangkan, Jumat (29/11/2019) besok.
Asmardin berharap BKN memberikan peluang tersebut kepada Kota Subulussalam. Sebab, jika rencana pembukan pendaftaran ulang ini tidak diperkenankan BKN, Subulussalam rugi dalam hal kosongnya penerimaan dokter spesialis tahun ini.
Seperti berita sebelumnya, sepuluh formasi kosong pelamar yang mendaftar dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kota Subulussalam dan jumlah ini didominasi dokter spesialis.
”Hingga penutupan masa pendaftaran ada sepuluh formasi nihil pelamar dan dari semuanya tujuh merupakan dokter spesialis,” kata Asmardin, SH, MH, Plt Kepala Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Subulussalam kepada Serambinews.com, Kamis (28/11/2019).
Secara terpisah, salah satu dokter spesialis di Subulussalam, dr Risdianty Saragih MSc SpPD yang telah lama mengabdi di Kota Subulussalam, juga tidak mengajukan lamaran.
Saat ditanyai Serambinews.com, dia mengaku tidak melamar lantaran usianya sudah lewat tiga bulan.
Padahal, Risdianty salah satu dokter spesialis yang rela mengabdi di daerah ini dalam rangka menyalurkan ilmunya bagi penyembuhan para pasien di Kota Sada Kata itu.
Formasi dokter spesialis kosong diduga karena banyak yang enggan tinggal di daerah. Sebab Subulussalam walau berstatus kota, namun dalam berbagai hal masih belum memadai.
Pun demikian dengan jarak ke pusat kota besar seperti Medan atau Banda Aceh. “Mungkin orang malas melamar karena terikat sehingga tidak mau ke daerah,” kata dr Risdianty.