Ia juga dikenal dengan sosok yang ikhlas berjuang di garis terdepan tentara GAM.
“…jika pada suatu hari nanti Anda mendengar berita bahwa saya telah syahid, janganlah saudara merasa sedih dan patah semangat. Sebab saya selalu bermunajat kepada Allah swt agar menasyhidkan saya apabila kemerdekaan Aceh telah sangat dekat. Saya tak ingin memperoleh kedudukan apa pun apabila negeri ini (Aceh). Merdeka!”
Itulah wasiat terakhir Panglima Gerakan Aceh Merdeka Abdullah Syafi’i yang gugur dalam kontak senjata di kawasan perbukitan Jim-jim, Kecamatan Bandarbaru, Kabupaten Pidie pada 22 Januari 2002.
Wasiat yang dibuat sebulan sebelum ia syahid itu seolah sebuah pertanda bahwa perjuangannya akan berakhir.
4. Bukan Lulusan Pendidikan Militer GAM
Teungku Lah dikenal sangat santun dan bersahaja. Di mata aktivis GAM, ia adalah sosok yang humanis dan antikekerasan.
Tengku Lah memang tak pernah dibesarkan dalam dunia kekerasan.
Ia juga tak pernah mendapat pendidikan tempur di Libya, seperti yang diperoleh Muzakir Manaf yang kemudian menggantikannya sebagai Panglima GAM setelah Teungku Lah gugur.
Pendidikan terakhirnya hanya di Madrasah Aliyah Negeri Peusangan. Itu pun hanya sampai kelas tiga. Setelah itu, ia belajar ilmu agama di sejumlah pesantren.
Uniknya, masa muda Abdullah Syafi’i ternyata lebih banyak dihabiskan dalam dunia teater bersama grup Jeumpa.
5. Membuat Heboh karena Ketemu Sekretaris Kabinet dan Artis Cut Keke
Sosok Teungku Lah pernah membuat heboh Jakarta dan elite GAM di Swedia lantaran bisa ditemui Sekretaris Kabinet Bondan Gunawan di era pemerintahan Presiden Abdurrahman dan artis Cut Keke.
Pertemuan itu berlangsung di tengah hutan dalam suasana yang penuh dengan keakraban.
Bagi Teungku Lah pertemuan itu dianggap sebagai pertemuan silaturahmi.
6. Pernah Diberitakan Sekarat Terkena Tembakan