Milad ke 43 GAM

Mengenang Sosok Panglima GAM Tgk Abdullah Syafi'i, Ini Kalimat Terakhir yang Diucapkan sebelum Wafat

Penulis: Ansari Hasyim
Editor: Taufik Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Almarhum Abdullah Syafi'i

9. Makamnya Sering Didatangi Peziarah

Setelah damai Aceh bersemi pada 15 Agustus 2005, makam Teungku Lah ramai dikunjungi peziarah.

Mulai dari masyarakat biasa hingga mantan petinggi GAM.

Bahkan, Wali Nanggroe Tengku Hasan Tiro pun sempat menziarahinya saat kembali ke Aceh pada Oktober 2008.

Makam Tengku Lah dibangun dengan sederhana dan hanya dikelilingi teralis besi. Abdullah Syafi'i dimakamkan di Cubo, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya pada 24 Januari 2002.

10. Sering Memasak untuk Pasukannya

Pada satu waktu di bulan puasa Januari 2002, Teungku Lah bangun memasak nasi untuk sahur.

Sementara pasukannya sedang terlelap. Ketika masakan telah siap, barulah Teungku Lah membangunkan pasukannya untuk sahur.

Saat dalam bergerilya menjelajah hutan bersama pasukannya, terkadang didapati hidupnya sekarat dan serba kekurangan dan ketiadaan stok makanan.

Namun Teungku Lah tetap lebih memilih bersusah payah mencari sendiri apa yang bisa dimakan tanpa menyusahkan anak buahnya.

11. Kalimat Terakhir saat Ajal Menjemput

“Nyoe ka troh nyang lon lakee, ka troh watee nyang lon preh-preh (kini sudah tiba waktunya yang saya tunggu-tunggu),” kata Teungku Lah kepada pengawalnya Jalaluddin setelah ia tertembak dalam pertempuran bersama istrinya Cut Fatimah.

Kalimat itu mengiringi kepergian panglima yang sangat dihormati dan kharismatik itu syahid di medan pertempuran.(*)

Milad ke 43 GAM, Ini Kisah Perjalanan Hidup Hasan Tiro dan Sejarah Deklarasi GAM 4 Desember 1976

Seperti Aceh yang Pernah Dilanda Konflik, Begini Riwayat Konflik Papua yang Masih Menuntut Merdeka

KPA Aceh Timur Peringati Milad GAM di Masjid Zadul Muad Peureulak

Berita Terkini