Lokasinya persis di KM 616+90. Namun bongkahan material longsor ini telah berhasil dibersihkan.
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - PPK 13 Satker Pelaksana Jalan Nasional (PJN) wilayah II, membersihkan material longsor.
Runtuhan longsor itu terjadi di kawasan Kedabuhen, Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Sabtu (7/12/2019).
Hal itu disampaikan Iwan, kepala PPK 13 Satker Pelaksana Jalan Nasional (PJN) wilayah II kepada Serambinews.com terkait bencana longsor yang menimbun badan jalan nasional Aceh-Medan via Subulussalam.
Iwan mengatakan lokasi longsor yang terjadi tadi pagi tersebar di dua titik.
Lokasinya persis di KM 616+90. Namun bongkahan material longsor ini telah berhasil dibersihkan.
• BREAKINGNEWS: Jalan Nasional Aceh-Medan di Kedabuhan, Subulussalam Kembali Ditimbun Longsor
• Warga Pante Peusangan Butuh Jalan Aspal, untuk Mudahkan Petani Angkut Hasil Panen
• Tak Punya Momongan Setelah 3 Tahun Menikah, Wulandari Nekat Culik Bayi Tetangga dan Bohongi Suami
"Sudah berhasil dibersihkan, ada dua titik lokasi longsor," kata Iwan
Sebelumnya diberitakan akses jalan nasional yang menghubungkan Aceh ke Medan via Kota Subulussalam kembali terganggu menyusul bencana longsor di kawasan Kedabuhen, Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan, Sabtu (7/12/2019).
Bencana longsor ini merupakan kejadian keempat dalam sebulan terakhir.
Informasi yang dihimpun Serambinews.com, bencana longsor terjadi sekitar pukul 08.20 WIB. Lokasinya tepat wilayah jalan yang berada di lereng bukit Kedabuhen, Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan.
Akibatnya, puluhan kendaraan berbagai jenis yang datang dari arah Medan menuju Aceh maupun sebaliknya terjebak tidak dapat melintas."Dari jam delapan an tadi longsornya," kata Jaka Pratama kepada wartawan
Jaka Pratama salah seorang warga yang hendak melintas menuju Sidikalang terjebak di lokaai longsor.
Jaka mengaku sudah sejam terjebak di lokasi longsor.
Meski lokasinya hanya satu titik namun material longsor cukup besar hingga menutup badan jalan nasional yang berada di atas perairan sungai Kombih itu.
Berdasarkan catatan Serambinews.com longsor ini merupakan keempat kali terjadi dalam sebulan terakhir.
Longsor terjadi karena cuaca ekstrem yang saban hari melanda Kota Sada Kata itu. Cuaca ekstrem berupa hujan deras, angin kencang hingga petir menimbulkan sejumlah bencana seperti tanah longsor, banjir, korban petir hingga pohon tumbang. (*)