Luar Negeri

Pemakaman Jenderal Qasem Soleimani Ditunda, Puluhan Orang Meninggal Berdesak-desakan di Iran

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pelayat berkumpul di sekitar kendaraan yang membawa peti jenazah Jenderal Qasem Soleimani di Kerman, Iran, pada 7 Januari 2020. Soleimani tewas setelah mobil yang ditumpanginya diserang AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020.(AFP/ATTA KENARE)

Mereka memadati jalan-jalan utama.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pun memimpin doa pemakaman di depan Universitas Teheran.

Besarnya duka cita dari masyarakat menjadi tanda penghormatan oleh Iran kepada Soleimani sebagai seorang pahlawan nasional atas perannya dalam memimpin pasukan elit Quds.

Meskipun tidak ada jumlah pasti yang dilaporkan, potongan-potongan video udara dan para jurnalis memperkirakan jumlah orang yang berkumpul dalam prosesi tersebut setidaknya mencapai 1 juta orang.

Keramaian tersebut pun terlihat melalui citra satelit di Teheran yang diambil pada Senin (6/1/2020).

Iran Pertimbangkan 13 Skenario Balas Dendam

Iran disebut mempertimbangkan "13 skenario balas dendam" setelah Jenderal Qasem Soleimani tewas diserang AS.

Pernyataan itu disampaikan oleh Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Ali Shamkhani, seperti diwartakan Al Jazeera Selasa (7/1/2020).

"AS harus tahu bahwa hingga saat ini, 13 skenario balas dendam telah dibahas dalam pertemuan di dewan," ujar Shamkhani.

Dia mengklaim, plot paling kecil yang nantinya disetujui dewan dan dieksekusi Iran bakal mendatangkan bencana bagi AS.

Pada Selasa, massa dalam jumlah besar berkumpul di Kerman, kota kelahiran Jenderal Qasem Soleimani, untuk mengikuti proses pemakamannya.

Komandan Garda Revolusi Hossein Salami dikutip AFP menyatakan, kepala Pasukan Quds itu dibunuh AS secara tidak adil.

Dalam prosesi itu, Salami menuturkan bahwa proses untuk "mengusir Washington dari kawasan Timur Tengah" telah dimulai.

"Prinsip kami tegas. Kami akan memberi tahu musuh kami jika mereka menyerang lagi, kami akan menghancurkan apa yang mereka sayangi," ancamnya.

Murid-murid sekolah ikut dalam massa tersebut, dan meneriakkan yel-yel "Matilah Amerika" sepanjang proses pemakaman.

Halaman
123

Berita Terkini