Konflik Iran Amerika

Militer Amerika Sebut Iran Sengaja Pilih Target yang Tak Timbulkan Korban Jiwa

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Irak dan warga negara melihat salah satu lokasi yang dihantam rudal, setelah Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) menargetkan pangkalan udara Ain al-Asad di Irak, sebuah fasilitas yang dioperasikan bersama oleh pasukan AS dan Irak, di distrik Bardarash di Erbil di Irak, Rabu 8 Januari 2020.

SERAMBINEWS.COM - Serangan lebih dari selusin rudal Iran ke markas pasukan AS dan koalisi di Irak, menimbulkan berbagai spekulasi dan kotroversi, terutama terkait kerusakan dan jumlah korban.

Sebagian pengamat menyebut serangan ini sebagai awal dari dimulainya Perang Teluk ketiga.

Ada juga yang mengklaim serangan ini sebagai permulaan dari perang dunia ketiga.

Teheran melancarkan serangan di Pangkalan Udara Ain al-Assad dan markas di Irbil masing-masing pukul 01.45 dan 02.15 waktu setempat.

Sumber militer Irak mengungkapkan dua dari 17 rudal Iran yang menargetkan markas pasukan AS di Ain al-Assad tidak mencapai sasaran.

Sementara lima rudal yang diluncurkan ke Irbil menyasar markas koalisi internasional, dilansir Al Jazeera Rabu (8/1/2020).

Garda Revolusi Iran menyatakan, mereka mengklaim serangan tersebut sebagai balasan atas kematian Mayor Jenderal Qassem Soleimani.

Komandan Pasukan Quds, cabang elite Garda Revolusi, itu tewas bersama dengan wakil pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis.

Soleimani dan Muhandis tewas setelah kendaraan yang mereka tumpangi dihantam rudal dari drone tempur milik AS.

Pentagon menjelaskan, mereka harus melenyapkan Qasem Soleimani karena jenderal 62 tahun itu merencanakan untuk menyerang lagi warga AS.

Jika Amerika Membalas, Bakal Terjadi Perang di Timur Tengah, Iran Juga Ancam Serang Dubai dan Israel

Iran Serang Pangkalan Militer AS di Irak, Donald Trump Balas dengan Cuitan di Twitter

Kontroversi Kerusakan dan Korban

Tak hanya menimbulkan spekulasi tentang perang, serangan rudal Iran ke pangkalan Amerika itu juga menimbulkan kontroversi tentang jumlah korban

dan tingkat kerusakan.

Pihak Iran mengklaim telah menewaskan 80 orang Amerika.

Media Iran mengutip Garda Revolusi dikutip AFP memberitakan, sebanyak 80 orang Amerika tewas dalam serangan tersebut.

Sumber itu menambahkan, sejumlah pesawat nirawak, helikopter, maupun peralatan militer lainnya mengalami kerusakan.

Sumber dari Garda Revolusi itu menjelaskan, pihaknya sudah mengidentifikasi setidaknya 140 target milik AS dan sekutunya.

"Kami akan menyerang target di Timur Tengah itu jika Amerika kembali mengulangi kesalahannya," terang sumber tersebut.

Iran Serang Amerika, Ini Daftar Peristiwa Penting AS-Iran sejak 1979 hingga Tewasnya Jenderal Qasem

Iran Bombardir Pangkalan Militer AS, Pentagon Siapkan Serangan Balasan

Namun berdasarkan keterangan dari pejabat anonim kepada CNN, saat kejadian, pasukan AS tengah berpatroli di luar sehingga tidak jatuh korban.

Kemudian dari Polandia, Menteri Pertahanan Mariusz Blaszczak di Twitter menyatakan tidak ada kontingen mereka yang terluka.

Viral Video Lecehkan Shalat Seperti Bermain Silat, Polisi Tangkap Tiga Pemuda 

Sengaja Tak Ingin Ada Korban

Sementara itu, Kepala Koresponden Washington untuk CNN, Jake Tapper mengaku mendapatkan bocoran dari pejabat Pentagon bahwa Iran sengaja memilih target yang tidak akan menimbulkan korban nyawa orang Amerika Serikat.

“Pejabat Pentagon memberi tahu saya bahwa banyak pemimpin militer AS berpikir Iran dengan sengaja memilih target yang TIDAK akan mengakibatkan hilangnya nyawa terutama kehidupan AS,” tulis Jake Tapper dalam sebuah status di akun Twitternya yang bercentang biru.

"Target yang disengaja, kerusakan minimum, peringatan/efek maksimum," kata dia.

Media Amerika, usatoday.com melaporkan bahwa pejabat Amerika Serikat sudah mendapatkan peringatan sebelum serangan rudal Iran yang merusak dua pangkalan Irak yang menampung pasukan AS dan koalisi.

Iran menembakkan lebih dari selusin rudal Selasa sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak AS beberapa hari sebelumnya yang menewaskan salah satu pemimpin militer paling kuat Teheran, Qasem Soleimani.

TV pemerintah Iran menayangkan video tentang apa yang dikatakan komentatornya adalah rudal yang diluncurkan.

Tingkat kerusakan pangkalan tidak segera jelas, tetapi tidak ada kematian atau cedera yang dilaporkan.

Tampaknya hangar rusak di pangkalan Ain Assad, satu dari dua terjadi, kata pejabat itu.

Pasukan memang memiliki peringatan terlebih dahulu dari rudal yang datang dan berlindung, menurut seorang pejabat AS yang berbicara kepada USA Today, dengan syarat tidak disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.

"Sistem peringatan dini berfungsi," kata pejabat itu.

Zuraida Hanum Jadi Tersangka Pembunuhan Hakim Jamaluddin, Ini Tanggapan Pengacara

Detik-detik Eksekusi Hakim Jamaluddin, Anak Korban Sempat Terbangun, Ditenangkan Zuraida Hanum

Ini Tindakan Perang

Dikutip dari foxnews.com, Senator Amerika Lindsey Graham merinci percakapannya dengan Presiden Trump dalam menanggapi serangan rudal hari Rabu oleh Iran, yang menargetkan pasukan militer dan koalisi AS di Irak.

"Ini adalah tindakan perang," lanjut Graham menanggapi serangan rudal oleh Iran.

Ia mengatakan, Presiden Trump memiliki semua wewenang yang dia butuhkan berdasarkan Pasal II untuk merespons.

“Itu adalah tindakan perang oleh rezim yang selama 40 tahun terakhir telah menjadi kanker di Timur Tengah. Ketika mereka mengatakan ingin menghancurkan Israel, mereka tidak bercanda,” kata dia.

Graham, anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat, menyatakan keyakinannya bahwa Trump akan mengambil tindakan yang tepat pada waktunya.

"Presiden harus melakukan beberapa hal malam ini," kata Graham.

"Apa yang bisa saya lakukan untuk mengembalikan pencegahan untuk memastikan ini tidak terjadi lagi? Dia (Trump) tidak ingin perubahan rezim,” kata Graham.

Menurut dia, Trump ingin perilaku rezim di Iran berubah di tiga bidang.

“(yaitu) program rudal balistik mereka perlu diubah, mereka perlu berhenti menjadi negara sponsor terorisme terbesar, dan kita membutuhkan kesepakatan nuklir," kata dia.

Graham lebih lanjut memuji presiden karena memerintahkan serangan udara AS yang membunuh Soleimani pekan lalu.

Para pejabat Iran dan Presiden Trump telah menukar ancaman sejak kematian Soleimani, dan lebih banyak pasukan AS telah dikerahkan ke wilayah itu di tengah meningkatnya ketegangan.

Pensiunan Angkatan Darat Kolonel Doug Macgregor memperingatkan perang dengan Iran akan menghancurkan Presiden Trump.(*)

Berita Terkini