“Tadi pagi, awalnya para dewan guru berencana mau meliburkan sementara, tetapi setelah kita lihat gajah itu meninggalkan pekarangan sekolah dan tidak menggangu, sehingga dewan guru tidak jadi meliburkan sekolah,” kata Yusni.
Laporan Budi Fatria | Bener Meriah
SERAMBINEWS.COM, REDELONG – Seekor gajah liar memasuki perkarangan SD Dirgantara di Kampung Negeri Antara, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Kamis (16/1/2020) sekira pukul 07.00 WIB.
Kejadian tersebut, sempat menghebohkan media sosial.
Dari video yang beredar, terlihat warga dan anak-anak berpakaian sekolah ikut menonton gajah liar yang berada di perkarangan sekolah itu.
Gajah liar yang diduga berkelamin jantan, terlihat tidak peduli dengan warga yang menonton.
Hewan berbelalai panjang itu memakan berbagai makanan di depannya.
Padahal, jarak warga dengan hewan dilindungi itu tidak begitu jauh.
• Polres Abdya Amankan Lima Sepmor Bodong, Sebagian Sudah Dijadikan Becak Motor
Namun, warga ada yang mengabadikan hewan liar tersebut.
Dengan menggunakan smartphone mereka.
Kepala SD Dirgantara, Yusni SPd kepada Serambinews.com, Kamis (16/1/2020) mengatakan, proses belajar mengajar di sekolah tetap berjalan seperti biasa dan tidak diliburkan.
“Namun ada sebagian siswa yang sudah datang ke sekolah, kemudian dijemput oleh walinya karena khawatir, kemudian ada juga sebagian yang masih tetap belajar seperti biasa,” ujar Yusni SPd.
Dikatakanya, dalam kondisi bahaya, iamemakluminya.
Pihaknya menegaskan, tidak memaksa anak-anak untuk tetap berada di sekolah.
Kalau pun mereka dijemput oleh walinya, maka dipersilahkan untuk pulang.
Lanjutnya, tadi pagi gajah masuk ke perkarangan sekolah pada pukul 07.00 WIB.
Namun sekira pukul 09.30 Wib, hewan dilindungi itu sudah meninggalkan lokasi.
• Ditikung Ayah Sendiri, Pria Ini Bunuh Janda yang Dicintainya: Pilih Bapak Saya Atau Saya?
“Tadi pagi, awalnya para dewan guru berencana mau meliburkan sementara, tetapi setelah kita lihat gajah itu meninggalkan pekarangan sekolah dan tidak menggangu, sehingga dewan guru tidak jadi meliburkan sekolah,” kata Yusni.
Tambah Yusni, awalnya pihaknya khawatir, kalau dimercon gajah liar itu larinya ke sekolah.
Ia takut para siswa panik dan ketakutan.
Namun setelah gajah pergi, proses belajar dilanjutkan.
Disebutkannya, jumlah murid di sekolah saat ini ada sebanyak 53 orang.
Sementara dewan guru 8 orang.
Dengan kejadian ini, Yusni berharap dibuat tempat konservasi gajah liar di kawasan ini.
Kalau bisa ada parit (bariel) gajah.
Untuk membatasi warga dengan gajah liar.
"Kita khawatir anak-anak sekolah, kalau orang dewasa mungkin melihat gajah liar tidak begitu panik. Kalau anak-anak ini yang kita takutkan mereka tidak tahu itu hewan berbahaya, bisa saja mereka mendekat," tambahnya.
Sementara jika ada parit gajah, pihaknya juga akan tenang saat mengajar anak-anak di sekolah. (*)
• Bahayakan Keselamatan, Warga Samadua Berharap Jembatan Gantung di Gunung Selasih