Perusahaan sosial asal Inggris ini menawarkan atau menjajaki kerjasama bidang pengolahan sampah dan limbah di wilayah Kota Langsa.
Laporan Zubir | Langsa
SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Ministry Of Waste perusahaan sosial asal Inggris yang bergerak di bidang manajemen pengolahan sampah dan limbah menemui Wali Kota Langsa.
Kedatangan mereka pada, Senin (20/01/2020) menemui Wali Kota Langsa, Tgk Usman Abdullah SE, di ruang rapat Setdako setempat.
Kedatangan Ceo dan Founder Ministry Of Waste, Samanta Skrivere, kewarganegaraan Prancis dan Latvia.
Dia juga ikut didampingi anggota DPRA asal Kota Langsa, Rizky, dan Fasilitator, Fauzan Febriansyah, serta lainnya.
Pada pertemuan itu, perusahaan sosial asal Inggris ini menawarkan atau menjajaki kerjasama bidang pengolahan sampah dan limbah di wilayah Kota Langsa.
• Mohamad Khairuddin Bocah 11 Tahun Disandera Abu Sayyaf, Keluarga: Dia Ikut Pamannya Cari Ikan
• Sekda Haili Yoga : Mari Kita Teladani Sifat Rasulullah SAW
• Warga Sabang Kenang Karamnya KMP Gurita
Sementara Wali Kota didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Umar SH.
Kemudian, Direktur RSUD, Fardhiyani, Asisten II, Ir Sayid Mahdum, Kepala Bappeda, Darpian ST, Kabid Kebersihan DLH, Saifuddin Zuhri SE, dan lainnya.
Ceo dan Founder Ministry Of Waste, Samanta Skrivere, melalui fasilitator, Fauzan Febriansyah, menyampaikan, di Indonesia perusahaan ini telah melaksanakan kerjasama dalam pengolahan sampah di Nusa Penida, Provinsi Bali.
Serta juga di Kota Surabaya dengan perusahaan Coca Cola dan Unilever, yang merupakan perusahaan yang menghasilkan limbah.
Dijelaskannya, agenda pertama tukar pikiran dengan Wali Kota tentang penanganan sampah di wilayah Kota Langsa, dan menjajaki kerjasama penanganan limbah sampah.
Lembaga ini tertarik membantu pengolahan sampah di Kota Langsa, karena lokasinya.
Kota Langsa strategis dan juga kota yang dimasa depan yang akan terus maju, yang tentu saja akan menghadapi masalah limbah sampah.
"Mengapa Lembaga Ministry Of Waste lebih fokus ke kawasan Asia Tenggara, karena 60 persen polusi sampah plastik di laut dunia berasal dari Asia Tenggara," ujarnya.