Berita Banda Aceh

Pascapengesahan AKD, Komisi V DPRA Awali Rapat Mitra dengan Manajemen RSUZA 

Penulis: Masrizal Bin Zairi
Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komisi V DPRA menerima manajemen RSUZA Banda Aceh di ruang rapat komisi di Gedung DPRA, Selasa (4/2/2020).

Ketua Komisi V, M Rizal Falevi Kirani kepada Serambinews.com, Selasa (4/2/2020) menyampaikan, pertemuan itu dilakukan sebagai bentuk pertanggung jawaban pihaknya kepada masyarakat.

Laporan Masrizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Komisi V DPRA yang membidangi Kesehatan dan Kesejahteraan, mulai melakukan rapat perdana bersama manajemen RSUZA, di ruang rapat komisi di Gedung DPRA, Selasa (4/2/2020).

Rapat mitra kerja tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi, M Rizal Falevi Kirani didampingi Sekretaris Komisi, Iskandar Usman Al Farlaky dan anggota komisi.

Sedangkan rombongan dari manajemen RSUZA, dipimpin langsung oleh Direktur Rumah Sakit, Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine bersama para wakil direktur (wadir).

Di awal pertemuan itu, anggota komisi dan manajemen rumah sakit saling memperkenalkan diri.

Setelah itu, dilanjutkan dengan tanya jawab seputar rumah sakit.

Ketua Komisi V, M Rizal Falevi Kirani kepada Serambinews.com, Selasa (4/2/2020) menyampaikan, pertemuan itu dilakukan sebagai bentuk pertanggung jawaban pihaknya kepada masyarakat.

Bermodal 99 Ponsel, Pria Ini Bikin Macet Total Jalanan di Kota Berlin, Ada Pesan di Baliknya

Untuk diketahui, rapat antara komisi dan mitra kerja baru pertama terlaksana pascadisahkannya alat kelengkapan dewan (AKD).

Dimana AKD tersebut  berujung pada protes oleh empat fraksi di DPRA yaitu, Fraksi Demokrat, Fraksi Golkar, Fraksi PPP, dan Fraksi PKB-PDA.

Falevi mengatakan, rapat mitra itu dilaksanakan setelah komisinya mengantongi SK dari Ketua DPRA, Dahlan Jamaluddin.

MaTA Sorot Proyek Pemerintah Aceh Tahun Jamak 2020-2022 Senilai Rp 2,7 Triliun, Ini Masalahnya

Dalam pertemuan itu, ada beberapa hal yang dipertanyakan kepada pihak rumah sakit.

Di antaranya masalah pelayanan, peralatan medis, rencana pengembangan rumah sakit, hingga persoalan tender pembangunan gedung oncology yang saat ini sedang menjadi sorotan.

“Kita ingin memepertanyakan itu untuk mengetahui bagaimana proses tender proyek pembangunan gedung oncolgy itu, karena saat ini sedang heboh hingga ke tingkat nasional,” ujar Falevi.

Ia berharap, tidak ada pihak-pihak yang bermain dalam pembangunan gedung oncology.

Apalagi sampai pembangunannya kembali dibatalkan.

Sebab, masyarakat Aceh sangat membutuhkan bangunan itu. (*) 

Pemkab Aceh Singkil Tawarkan Investasi Properti ke Timur Tengah

Berita Terkini