Hal itu diungkapkan demi alasan kesehatan dan memudahkan aktivitas.
Namun Kristina dan Tipung menolak bujukan mantri tersebut.
Mereka memilih untuk tetap mempertahankan tradisi cuping panjang yang sudah mereka lakukan sejak kecil.
Telinga Sudah Dilubangi Sejak Usia 3 Tahun
Kristina menceritakan jika tradisi Kuping panjang bukan hanya untuk perempuan.
Laki-laki di suku Dayak juga memanjangkan cuping telinga mereka sebagai simbol kegagahan.
"Maknanya sama. Laki-laki akan terlibat lebih gagah jika telinga panjang," kata Kristina.
Ia sendiri mulai melakukannya sejak usia 3 tahun.
Ia bercerita jika sang ibulah yang melubangi telinganya menggunakan kayu lalu diikat kain hitam.
Setelah lukanya sembuh, lubang tekungan diberi satu anting.
Semakin bertambah usia, maka jumlah anting yang digunakan juga akan bertambah.
Di usia 71 tahun, Kristina sudah menggunakan puluhan anting Beban dari anting yang membuat lubang telinganya memanjang.
"Mama saya bikin lubang sejak usia tiga tahun. Semakin usai bertambah, anting diperbanyak di telinga," kata perempuan kelahiran 1949 itu.
Diakui Tak Berkarat dan Tak Pernah Dilepas
Kristina mengatakan anting yang ia gunakan terbuat dari logam putih yang tidak berkarat.