Sosok

Kisah Nenek Tunanetra di Persimpangan Jembatan Lamnyong

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang nenek dengan keterbatasan fisik tak mampu melihat hampir setiap hari menyita perhatian pengguna jalan yang melintasi Jembatan Lamnyong, Krueng Cut dan Darussalam.

Laporan Syamsul Azman | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Seorang nenek dengan keterbatasan fisik tak mampu melihat hampir setiap hari menyita perhatian pengguna jalan yang melintasi Jembatan Lamnyong, Krueng Cut dan Darussalam.

Bagi Anda yang melewati Jembatan Lamnyong, pasti tidak asing lagi dengan keberadaan nenek yang duduk dekat tikungan tersebut.

Matanya terpejam, dengan tangan mengadah menjulur ke jalan, mulutnya berucap doa-doa keselamatan bagi orang yang memberinya uang.

Sebelah kanannya ada bambu yang dijadikan tongkat untuk berjalan.

Nenek itu tiap hari terlihat duduk menguasai jembatan.

Menurut pengakuannya kepada Serambinews.com, Minggu (16/2/2020), ia diantar anaknya, pukul 08.00 WIB dan dijemput ketika malam dan jalanan sudah sepi.

Pengakuannya, nenek itu berasal dari Seunedon Aceh Utara. Saat ini ia tinggal di Lam Jurong Jl Pante Krueng Raya.

Polres Subulussalam Gelar Patroli Wilayah, Bantu BKSDA Awasi Hutan Lindung

Disebut Makanan Anak Kos, Ternyata Ada Kisah Sedih di Balik Mie Instan yang Mendunia

Wanita itu seorang janda dengan tiga orang anak.

Anaknya yang pertama sudah dewasa dan bekerja sebagai kuli bangunan.

Anaknya yang kedua seorang perempuan dan sudah ikut suaminya. Terakhir masih usia sekolah SD.

Informasi dari warga yang sering melintasi jembatan, bahwa nenek itu sudah lama duduk di tempat tersebut, namun tidak ada pihak yang menegur.

“Beberapa bulan terakhir, saya sering melihat nenek itu duduk dipinggir jembatan, tindakan ini membahayakan dirinya sendiri dan membahayakan pengguna jalan,” ucap Nisa Khairuni, Minggu (16/2/2020).

Selain berbahaya baginya, juga bisa membahayakan pengguna jalan.

Karena, mereka yang iba akan berhenti pas di tikungan, akan sangat berbahaya bagi pengguna jalan lain bila ditikungan ada orang yang berhenti.

“Nenek itu diantar anaknya, jam 8 pagi menggunakan becak, dan kemarin malam ketika saya pulang, hampir jam 12 malam saya lihat nenek itu masih duduk di situ,” tutup Nisa

Saat ditanya Serambinews.com, nenek itu tidak banyak berkomentar.

Ia mengaku melakukan pekerjaan tersebut karena kekurangan biaya di rumah.

Nenek tersebut mudah dijumpai di Jembatan Lamnyong, karena hampir tiap hari ia berada di tempat tersebut.(*)

Berita Terkini