Almarhum pun bersusaha membanting setir ke sebelah kiri untuk menghindari jurang di sebelah kanan.
Tapi lanjut Farah, mobil tiba-tiba oleng dan setir memutar ke kanan serta jalanan agak bergelombang hingga mobil terjungkal ke arah kanan badan jalan.
Saat itu seluruh penumpang menjerit ketakutan.
Misbahul Muzi yang duduk tepat di samping almarhum spontan melombat ke bagian belakang, sehingga selamat dalam musibah.
Sebab jika saja tidak melompat Misbahul Muzi bakal terancam karena ada sepotong kayu yang menancap ke dalam mobil.
Sementara Farah dan dua rekan wanitanya sempat terhimpit. Mereka pun akhirnya ditolong rekannya yang naik di mobil Toyota dan melaju belakangan.
Farah menambahkan, mereka baru bisa keluar dari mobil setelah memecahkan kaca bagian belakang.
Sebab pintu samping sudah terhimpit dan bagian depan juga tertancap potongan kayu.
Mahasiswa ini juga sempat terjebak di mobil karena bagian belakang diisi berbagai barang bantuan.
”Karena di belakang itu ada barang jadi kami posisinya terkurung di mobil, maka satu-satunya cara keluar pecahkan kaca,” ujar Farah
Dalam situasi panik itu beberapa masyarakat tiba termasuk aparat kepolisian lalulintas Polres Subulussalam.
Mereka pun terpukul kala mendapati salah seorang rekannya yakni Zai ternyata sudah tidak bernyawa lagi.
Para mahasiswa ini menangis sejadinya atas kepergian almarhum Zai yang merupakan sosok pengayom mereka.
Yah, menurut Farah dan teman-temannya Zai merupakan sosok paling bertanggungjawab.
Dia menjadi figure pengayom bagi rekan-rekan sefakultasnya dalam berbagai kegiatan selalu terdepan alias memotori.