Ketiga kali kalimat jangan takut mati terucap di bibir almarhum lalu rekan-rekan Farah memvideokannya mengguyon karena terus menangis
Kata Farah, ada tiga kali ucapan tersebut disampaikan almarhum. ”Waktu yang ketiga itu kawan-kawan kan videoin, ha Farah nangis-nangis. Abang tu bilang pokoknya kita kesini itu niat kita baik, kalau meninggalpun kita syahid enggak sampai lima detik pas mau belok kan dikiranya jalannya lurus, jadi abang tu ambil jalan taunya belok ke kiri pak jadi banting setir ke kiri, banting ke kanan, putar-putar jatuh. Mobil nyangkut terus posisi abang tu terjepit. Kawan saya di depan aturannya kena kayu tapi dia loncat ke belakang jadi selamat,” urai Farah menceritakan detik-detik sebelum mobil yang mereka tumpang terguling ke jurang.
Farah terjepit karena dihimpit oleh temannya yang sebangku di bagian belakang sopir. Farah pun terhindar dari kaca dan benturan karena melindungi kepalanya dengan bantal.
Farah mengaku sempat menyampaikan ke kawan-kawannya yang semula memotivasinya ingat Allah. Maka seharusnya kata Farah saat kecelakaan itulah mereka mengingat Allah.
Sebab, kata Farah, selain ada ucapan mati syahid, nyaris sepanjang perjalanan rekan-rekannya mengucapkan bahasa kematian.
Farah menyaakan jika hampir sepanjang perjalanan rekan-rekannya membaca ayat-ayat kematian. Semua baca kullu nafsin dzaiqatul maut yang artinya Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian kerap pula terucap kalimat Innalillahi wa inna ilaihi rajiun artinya "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali,”.
Kalimat tersebut menurut Farah acap diucapkan rekannya kecuali dia. Farah tidak mengucapkan kalimat terkait lantaran selalu menangis ketakutan.
Dalam situasi panik, Farah termasuk yang paling tenang dan meminta rekan-rekannya tidak banyak gerak sebab mobil dalam posisi rusak. Sebab Farah takut jika dia dan rekannya banyak bergerak maka mobil yang posisinya kala itu nyangkut di pohon jatuh ke jurang hingga meledak dan bisa berakibat fatal.
Farah juga menceritakan watu mobil dalam posisi kecelakaan dan tersangkut teman-temanya pula menangis sementara dia tidak bisa menangis lagi. Beberapa saat muncul rekannya yang semula meluncur di belakang menolong sehingga dapat keluar dari dalam mobil.
Sebagaimana berita sebelumnya, kepergian Wahyu Ziahul Haq Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh meninggalkan kesedihan mendalam bagi orang-orang terdekatnya dan teman-temannya.
Adik kandung Lisma Hasbi, istri Iskandar Alfarlaky, anggota DPR Aceh meninggal dunia Selasa (25/2/2020) siang tadi dalam kecelakaan lalulintas di Jalan Nasional Dusun Rikit, Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
Almarhum berangkat dengan sepuluh rekan sefakultasnya dalam rangka membawa bantuan untuk korban kebakaran di Desa Ujung, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil.
Wahyu yang akrab disapa Bang Zai atau Pak Gub itu menghembuskan napas terakhirnya beberapa saat pascakecelakaan di lokasi kejadian.(*)
• Kisah Almarhum Wahyu Ziahul Haq, Sepmornya Masih Tergadai untuk Biaya Kegiatan Kampus
• Tiket Pertandingan Persiraja Vs Bhayangkara FC Sabtu Malam Dijual Online, 4 Pemain Asing Urus Kitas
• Nasib Janda yang Ditangkap Mesum dengan Bule Portugal, Kini di Usir dari Desa di Lhokseumawe
• Tiket Pertandingan Persiraja Sudah Bisa Dipesan Online, Ini Harganya