Kedua rumah sakit itu, yakni Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin di Kota Banda Aceh dan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia di Kabupaten Aceh Utara.
Pemerintah juga melakukan pengiriman dana logistik untuk kedua kalinya sebesar Rp 50 juta pada tanggal 29 Januari 2020.
Perjuangan pemerintah Aceh belum berakhir. Berbagai pertemuan dilakukan dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Tujuannya untuk menemukan cara evakuasi para mahasiswa. Saat itu pemerintah China telah menutup rapat arus masuk dan keluar Wuhan.
• Dua Pasien Suspect Corona di Aceh Dipulangkan, Ini Penjelasan Direktur RSUZA
Dengan status kota yang diisolir itu, upaya pemulangan mahasiswa butuh lobi yang melibatkan dua negara.
Sembari menemukan cara evakuasi, Pemerintah Aceh secara rutin melakukan kontak dengan para mahasiswa.
Bahkan conferensi call dilakukan secara rutin melalui posko informasi di Dinas Sosial. Para pejabat pemerintah hingga anggota DPRA secara bergantian menyambangi posko untuk mengirimkan pesan semangat kepada para mahasiswa.
Proses Evakuasi
Evakuasi para mahasiswa kemudian disepakati dilakukan menggunakan pesawat terbang.
Evakuasi mahasiswa asal Aceh dilakukan bersamaan dengan 245 warga negara Indonesia lainnya yang juga berada di Provinsi Hubei, China, pada Sabtu (1/2/2020).
Tim penjemput bertolak dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, dengan maskapai Batik Air pesawat A-330.
Para mahasiswa kemudian ditempatkan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, untuk menjalani masa observasi selama 14 hari.
Selanjutnya, dua pekan kemudian para mahasiswa diterbangkan dari Natuna ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu (15/2/2020). Dari sana mereka kemudian pulang ke daerah masing-masing.
Setelah berhasil memulangkan para mahasiswanya, Pemerintah Aceh terus memantau perkembangan situasi dengan mengikuti sejumlah langkah pencegahan.
• Presiden Persiraja Guyur Bonus Rp 100 Juta Kepada Pemain, Raih 4 Poin di Laga Tandang ke Jawa Timur
Alat pengukur suhu badan ditempatkan di Bandara Sultan Iskandar Muda untuk memeriksa para pendatang ke
Aceh melalui bandara tersebut. Belakangan alat itu turut dipasang di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue.