Laporan Nasir Nurdin I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Sejak sekitar seminggu terakhir menyebar pesan berantai melalui media sosial dari seorang pemuda bernama Ryan di Wuhan, Cina.
“Pesan dari Ryan yang menyebar di medsos telah membangkitkan spirit Indonesia untuk bersama melawan wabah corona,” kata Ihwan Julmi (DAE), Staf Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) ketika meneruskan pesan itu kepada Serambinews.com, Sabtu (28/3/2020) malam.
Ihwan yang juga Komandan Wilayah Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) SAR Aceh dan Wakil Sekretaris KNPI Aceh mengatakan, Ryan merupakan pemuda asal Aceh yang kuliah di Wuhan.
“Saya dapat informasi dari Fahrul selaku Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Aceh, bahwa pemuda yang mengirim pesan inspiratif dari Wuhan itu bernama lengkap Muhammad Alfi Ryan Tamara atau yang biasa dipanggil Ryan,” kata Ihwan mengutip informasi Fahrul yang juga PNS di Unsyiah, Banda Aceh.
Baik Ihwan maupun Fahrul menilai pesan yang disampaikan Ryan telah membangkitkan spirit Indonesia untuk bersama melawan virus corona.
• Warga Dusun Teratai Lamteumen Timur, Banda Aceh Bantu Janda dan Fakir Miskin yang Terdampak Corona
• Eka Rizkina Desak Pemkab Percepat Pengadaan APD dan Petakan Rawan Covid-19
• BREAKING NEWS - Bupati Sarkawi tak Izinkan Masuk yang Tidak Miliki KTP Bener Meriah dan Aceh Tengah
“Kami yakin berjuta rakyat Indonesia bahkan dunia telah membaca pesanmu. Kami bangga padamu dan mendoakan senantiasa sehat dan sukses kuliah di Negeri Tirai Bambu,” tulis Ihwan Julmi mengapresiasi pesan yang disebarkan Ryan.
Ihwan melanjutkan, “Ucapan terima kasih disertai rasa bangga kami sampaikan padamu semoga apa yang telah engkau ceritakan menjadi penyemangat kami yang sedang berjuang melawan covid-19 yang sedang melanda negara kita, termasuk Aceh.”
Ihwan juga mengutip kembali pesan yang dikirim Ryan, baik melalui email maupun media sosial.
"Di sini (wuhan) kami sangat cepat untuk bangkit (recovery), karena kami saling menyemangati. Kami tidak memberitakan berita kematian, yang kami beritakan adalah berita kehidupan dan berita kesembuhan (Semangat dan Olah Raga).
Namun kenapa, netizen di Indonesia lebih memilih memberitakan berita ketakutan? Apakah mereka memang ingin membunuh saudaranya sendiri?
Bisakah mulai saat ini kita hanya memberitakan berita yang penuh harapan, berita yang menenangkan, berita kehidupan, Bangkitkan semangat, ajak berolahraga, berjemur biar kena sinar ultraviolet. Misalnya:
*Menikmati Matahari Terbit sampai pukul 11.00 wib walaupun hanya melalui jendela rumah*
Bisakah kita membantu tim medis yang sudah sedemikian lelah untuk berhenti membuat postingan-postingan yang berkonten menakut-nakuti membuat orang khawatir dan panic. Bisakah?
Tahukah bahwa kekhawatiran berlebih akan menurunkan imun tubuh lebih cepat. Jangan buat mereka khawatir, sehingga terus menerus berbondong-bondong ke RS dan makin membuat lelah para tim medis kita.
Mari sebarkan aura positif untuk meningkat imunitas kita. Billahi fi Sabilillah Haq, Fastabiqul Khairat melawan Covid-19.
Insyaallah, kita akan terhindar dari marabahayanya, Aamiin.”(*)