Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Lintasan tengah Aceh dari Desa Ie Mirah, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menuju Terangun, Kabupaten Gayo Lues (Galus), rawan peristiwa longsor.
Petiwa terkini terjadi longsor badan jalan di Km 17 kawasan Kecamatan Babahrot, Abdya. Badan jalan aspal bersama bahu jalan jatuh ke dalam jurang, dan tebing jurang dalam kondisi terbuka lebar.
“Longsor badan jalan di Km 17 sangat membahayakan bagi pengguna jalan. Jika tak hati-hati, kendaraan bisa terguling ke jurang dalam di lokasi,” kata Syukramizar kepada Serambinews.com, Jumat (17/4/2020) malam.
Kepala Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Blangpidie itu yang melintasi kawasan tersebut menjelaskan, peristiwa longsor jalan di 17 atau pada turunan pengunungan sekitar 1 km sebelum lokasi jembatan Pucok Krueng Sapi.
Lokasi tersebut masuk kawasan Kecamatan Babahrot, Kabupaten Abdya. Bahu jalan sekitar 12 meter jatuh bersama sekitar 5 meter badan jalan aspal ke dalam jurang dalam, dimana di bawahnya terdapat aliran sungai kecil.
Dikatakan sangat berbahaya karena tidak jauh dari titik badan jalan longsor terdapat tikungan. Sehingga titik longsor badan jalan di lokasi kurang jelas terlihat pengemudi kendaraan roda empat saat turun tanjakan.
• Prajurit Yonif Raider 112/DJ Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Dua Desa Binaan
“Sedikit saja salah, kendaraan bisa masuk ke dalam jurang yang kondisinya menganga,” kata Syukramizar yang baru pulang tugas memantau kondisi hutan kawasan tersebut.
Informasi diperolehnya bahwa peristiwa longsor badan jalan di lokasi merupakan dampak tinggi curah hujan beberapa hari terakhir. Saat hujan turun akses jalan pada turunan itu berubah menjadi lintasan air yang turun dari tebing gunung.
Air yang mengalir deras menguras bahu jalan di lokasi, kemudian ambruk bersama badan jalan aspal ke dalam jurang. “Badan jalan di lokasi terancam putus, jika peristiwa longsor tidak segera ditangani, terlebih lagi saat ini curah hujan tinggi,” ujar Sukramizar.
Dan, jika peristiwa tidak diharapkan itu menjadi kenyataan, maka hubungan transportasi darat lintas tengah antardua kabupaten, Abdya dan Galus menjadi lumpuh.
Sebagai catatan bahwa jalan dari Ie Mirah, Abdya menuju Terangun, Galus memang rawan longsor antara Km 12 sampai Km 18 atau menjelang tanjakan Gunung Singah Mata. Dalam setiap peristiwa mengakibatkan terputus transportasi darat selama beberapa hari.
Padahal, lintasan menerobus Gunung Bukit Barisan dari Ie Mirah-Terangun sepanjang sekitar 119 menjadi rute bagi warga Kabupaten Galus memasarkan hasil pertaniannya ke pasar Abdya, terutama cabe merah dan tembakau.
Selain itu, jalan ini majadi akses utama bagi sebagian pelajar yang menuntut ilmu di luar Gayo Lues.
Sebaliknya, warga Abdya memakai jalur tersebut untuk mengangkut bahan kebutuhan pokok, termasuk ikan basah guna dipasarkan ke Terangun, Galus.
Tak heran, rute yang sebenarnya cukup berat dilalui dikarenakan masih dihiasi tanjakan terjal maupun turunan tajam dan rawan longsor itu di beberaap titik, tetap ramai dilintasi masyarakat dua kabupaten itu.(*)
• Terkait Meugang dan Hari Makan-makan, Ini Instruksi Sekda Aceh Selatan ke Seluruh Camat
• Petugas Bandara SIM dan TNI AU Gagalkan Penyelundupan Ganja, Ini Modus Operandinya
• Jamaah Tarawih di Lhokseumawe Harus Pakai Masker dan Berjarak Antar-Saf, Anak-anak Dilarang Ikut