Inilah yang kemudian banyak diperdebatkan nitizen. Banyak yang menduga mereka terjangkit di Aceh, dan sebagian lagi menduga mereka terjangkit saat dalam perjalanan.
Penjelasan Pakar Mikrobiologi
Namun yang menjadi pertanyaan kemudian, jika mereka terjangkit saat perjalanan pulang, mungkinkah sehari setelah kontak atau paparan Covid-19, keberadaan virus tersebut bisa langsung terdeteksi?
Pertanyaan tersebut akhirnya terjawab dari penjelasan pakar mikrobiologi Aceh, Dr dr Zinayatul Hayati MKes SpMK.
Pemerintah Malaysia dikatakannya, dalam memeriksa Covid-19 menggunakan metode RT PCR (Real Time Polymerase Chain Reaction), bukan rapid test (tes cepat) seperti di Indonesia.
Rapid test merupakan metode pemeriksaan yang cara kerjanya mendeteksi zat antiserum yang dikeluarkan tubuh untuk melawan virus.
Namun zat antiserum atau antibodi tersebut baru dapat dideteksi pada hari ke-5 hingga ke-7 setelah terjadinya paparan/kontak.
• Miris, Usai Diperiksa Negatif Corona, Warga Pidie Status ODP Ditelantarkan. Harus Pulang Naik Ojek
• Plesetkan Lagu Aisyah Istri Rasulullah, Pemuda Ini Diciduk Polisi, Menangis dan Minta Maaf
• Aduh, Oknum Pegawai Dinkes Diduga Bocorkan Data ODP di Facebook, Korban Terganggu Psikisnya
Karena itu, lanjut dokter Atun, jika Pemerintah Malaysia melakukan pemeriksaan menggunakan metode rapid test, maka bisa dipastikan kedua mahasiswi tersebut tertular saat berada di Aceh.
Berbeda jika pemeriksaannya menggunakan metode RT PCR. Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) Aceh ini mengatakan, RT PCR merupakan pemeriksaan molekuler yang mendeteksi RNA virus.
Melalui pemeriksaan ini, virus bisa langsung terdeteksi tak lama setelah mengalami kontak dengan pasien.
“Begitu seseorang terpapar dengan virus dan virus sampai ke sel mukosanya (seperti mukosa hidung) maka ketika itu juga swab mukosa atau lendir hidung orang tersebut memberi hasil positif pada uji RT PCR,” jelasnya.
Karena itu, kontak kedua mahasiswi Malaysia dengan Covid-19 bisa terjadi dimana saja. Baik itu di Banda Aceh, dalam pesawat, di Bandara Kualanamu Medan, maupun saat sudah berada di Malaysia.
Meski demikian, dokter Atun condong meyakini kontak kedua mahasiswi tersebut dengan Covid-19 terjadi saat dalam perjalanan pulang, di bandara, atau setelah berada di Malaysia.
Apalagi mereka sempat lama berada di Bandara Kualanamu dan dikumpulkan bersama mahasiswa Malaysia lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.