Wajahnya melihat ke jalan, warga berteriak memanggil 'Hei Mas, Mas’, lalu datang seorang kakek mendekati anak itu dan menunjuk para pemain topeng monyet.
Setelah dilepaskan oleh monyet, balita perempuan itu berlari sambil menangis.
• Keistimewaan 10 Hari Kedua Ramadhan, Hari Dimana Pintu Maaf Dibuka Seluas-luasnya
• Eks Kombatan GAM Setahun Lebih Terbaring Karena Lumpuh, Haji Uma Datang Menyerahkan Ini
• Jamaah Tanya Hukum Masturbasi atau Onani Sebelum Puasa untuk Meredam Hawa Nafsu? Ini Kata Buya Yahya
Berbagai respon diperlihatkan warganet pada kolom komentar.
Seperti salah satu pemilik akun @sadean17, ia menjelaskan pentingnya peran orang tua untuk menjaga anaknya.
“Pentingnya orang tua. Inilah salah satu yg di tunjukkan kepada kita. Bahwa orang tua itu adalah peran utama dalam di kehidupan anak,” tulisnya.
“Anak bisa jadi apa kemudian hari dari orang tua. Anak bisa jadi psikopat karena orang tua.
Anak bisa seorang profesor karena orang tua. Makanya PENDIDIKAN TERBAIK UNTUK ANAK TERLETAK PADA ORANG TUA . NO SEKOLAH (sekolah hanya menghasilkan ijazah),” tambahnya.
Menurut akun @dannysayoga, monyet itu tidak mampu menarik balita seperti itu, namun karena monyet ditarik oleh yang pegang rantai, sedangkan tangan monyet tidak melepas balita itu.
“Itu monyetnya gak narik sejatuh itu, coba deh liat perubahan gerakan nariknya, itu abangnya yg narik monyetnya tapi monyetnya gak lepasin balitanya, jadi balitanya juga keseret,” tulisnya.
@septiliandika99 berpendapat yang patut disalahkan pemilik monyet.
“Yang harus disalahin itu tukang monyetnya, Udh dilarang juga, apa lagi cara mereka melatih monyet dengan kekerasan,” tulisnya.
“Disitu mungkin monyet merasa tersiksa, Dan naluri si monyet pun keluar, Klw ada tukang topeng monyet mah harusnya bayarnya pake pisang pake makanan buat monyet.
Bukan buat orangnya yg seenaknya menyiksa hewan,” tambahnya. (Serambinews.com/Syamsul Azman)