Bahkan ada yang merasa bersyukur akibat pandemi saat ini mereka bisa merawat anak-anak mereka di rumah.
Komentar ini berbunyi,
“Anak saya belajar di kelas 2 PKKI. Anak saya menderita autisme ringan. Setiap hari saya khawatir mengirim mereka ke sekolah, terutama selama musim sakit ini. Saya sudah merasa tidak enak untuk mengirim mereka ke sekolah sebelum pemberlakuan pembatasan gerakan (MCO) di mulai.
Ketika MCO dimulai, saya merasa bersyukur bahwa mereka bisa tinggal di rumah bersama saya. Saya merasa khawatir bahwa tidak aman bagi mereka untuk berada di luar, karena saya mencintai anak saya," ujar netizen.
Komentar lain mengatakan, “Anak saya pergi ke sekolah PKKI juga. Sangat menyenangkan bagi mereka untuk melakukan pekerjaan sekolah dan kegiatan yang diberikan oleh guru-guru PKKI melalui WhatsApp dan portal online.
Guru-guru PKKI terus-menerus mengirimkan panduan dan pekerjaan sekolah. Mereka bukan pengasuh anak melainkan pendidik, pembimbing bagi anak-anak cacat. Terima kasih untuk semua guru PKKI, terutama para guru di Sekolah Kebangsaan P16 (2) Putrajaya," tambah netizen.
• Si Ibu Asik Main HP, Bayi Jatuh Hingga Terbentur Kursi Besi, Videonya Viral dan Bikin Warganet Geram
Selain itu, anak-anak cacat dianggap berisiko lebih tinggi terkena virus Covid-19, menjadikan mereka target yang lebih mudah ketika mereka diizinkan kembali ke sekolah.
Sangat menyedihkan melihat ada orang tua yang tidak mau merawat anak-anak mereka sendiri, dan berasumsi bahwa guru dimaksudkan untuk meringankan tanggung jawab mereka.
Hingga kini, postingan yang di unggah akun Facebook Fedtri Yahya tengah viral di media sosial.
Postingan itu telah disukai 6,8 ribu kali dan telah dibagikan sebnayak 1,1 ribu kali oleh warganet.(Serambinews.com/Firdha Ustin)