"Paradigma penanggulangan bencana menegaskan bahwa bencana tidak dapat dihindari, tapi masih dapat dikurangi risikonya.”
Laporan Nasir Nurdin | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Bencana alam banjir akibat tingginya intensitas curah hujan sejak beberapa hari terakhir telah merendam sejumlah wilayah di Aceh, termasuk Banda Aceh dan Aceh Besar.
Meskipun banjir yang sempat merendam beberapa lokasi sudah mulai surut, namun hujan masih terus terjadi, bahkan BMKG memperkirakan hingga tiga hari ke depan masih akan turun hujan dengan intensitas sangat lebat dan ekstrem.
Banjir yang terjadi di beberapa wilayah bukan saja meluas, akan tetapi berimbas dari wilayah hulu sungai ke pemukiman penduduk, terutama di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS).
“Setiap kali terjadi bencana akan memunculkan berbagai persoalan baik ekonomi maupun sosial akibat kerugian yang ditimbulkan. Makanya paradigma penanggulangan bencana menegaskan bahwa bencana tidak dapat dihindari, tapi masih dapat dikurangi risikonya,” kata Waki Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Aceh, Ir TM Zulfikar MP.
• Kebijakan Menhub Izinkan Transportasi di Tengah Pandemi Covid-19 Dapat Kritikan: Jangan Dilanjutkan
• Hari Ini 19 Tahun Lalu, HT Djohan Ditembak, Misteri di Balik Wawancara yang Tertunda
• Kenali, 7 Hal Ini Kemungkinan Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung, Jangan Sepelekan
Risiko bencana diartikan sebagai besarnya potensi kerugian, baik langsung maupun tidak langsung, jika suatu bencana terjadi.
“Pertanyaannya adalah sejauh mana keseriusan para pihak, termasuk pemerintah dalam melakukan langkah-langkah pencegahan yang bermuara pada berkurangnya risiko (baik harta maupun jiwa) setiap kali terjadi bencana, termasuk bencana banjir,” tandas TM Zulfikar yang juga Dosen Teknik Lingkungan Universitas Serambi Mekkah (USM) Aceh.
Terkait pengurangan risiko bencana, Forum PRB Aceh menyarankan setidaknya tiga langkah yang harus dilakukan.
Pertama, mengenali lokasi rawan, misalnya rawan banjir atau longsor di suatu wilayah. Kondisi lingkungan fisik alami perlu dipahami oleh masyarakat yang bertempat tinggal di suatu kawasan.
Identifikasi kawasan rawan bencana banjir dan longsor memegang peran penting dalam mengurangi risiko bencana banjir maupun bencana ekologi lainnya.
Kawasan atau dataran yang berdekatan dengan sungai dapat dipastikan merupakan daerah rawan banjir luapan sungai. Jika kawasan atau dataran terletak di dekat laut, maka kawasan tersebut rawan terhadap banjir genang pasang (rob).
Banjir perkotaan biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan sistem drainase, sehingga air limpahan permukaan banyak yang menggenang karena tidak tertampung oleh saluran air yang tersedia.
Banjir bandang mungkin terjadi di daerah yang relatif datar atau landai yang berbatasan langsung dengan lereng curam di kawasan berbukit atau bergunung. Banjir bandang ini biasanya terjadi karena adanya pembendungan alami di daerah hulu, kemudian bendung tersebut jebol.
• Kementan Luncurkan Antivirus Corona Berbahan Eucalyptus, Ini 7 Manfaat Eucalyptus untuk Kesehatan
• Rutin Minum Air Rebusan Serai 2 Kali Sehari, Kadar Kolesterol Pria Turun Drastis
Kedua, mitigasi bencana. Ini merupakan upaya jangka menengah dan jangka panjang untuk mengurangi atau menghilangkan dampak bencana sebelum kejadian.