Irwan Djohan yang kini sebagai anggota DPRA menyampaikan bahwa setelah kejadian penembakan tersebut berlalu, ibunya menceritakan kondisi sesaat ayahnya ditembak.
Irwan mengatakan, berdasarkan cerita dari ibu, ayahnya ditembak oleh orang tak dikenal saat almarhum pulang ke rumah yang terpaut sekitar 50 meter dari masjid seusai menunaikan shalat magrib berjamaah.
"Pada saat terjadi penembakan, semua orang yang ada di sekitar lokasi kejadian lari berhamburan, tidak ada yang menyelamatkan ayah saya yang tergeletak di jalan," kata Irwan mengutip cerita ibunya.
"Orang-oran yang berada di trotoar jalan, di toko-toko saat itu semua lari menyelamatkan diri masing-masing setelah mendengar suara tembakan," katanya.
• Wali Kota Sabang Ucapkan Belasungkawa untuk Korban Pengeroyokan Warga Aceh di Tangerang
Irwan melanjutkan, "ada tiga kali tembakan. Jadi ayah saya ditembak dengan tiga kali tembakan dengan tiga peluru yang bersarang di tubuh beliau, ada di belakang telinga, di depan leher, dan di dada," sebut politisi NasDem ini.
Tidak lama setelah penembakan, sambung Irwan, berselang sekitar satu atau dua menit, listrik di Kota Banda Aceh padam total.
"Saat itulah orang yang lalu lalang berkerumun di dekat jenazah. Kebetulan ada yang tahu bahwa itu Pak Djohan dan orang disekitar langsung melakukan komunikasi ke berbagai pihak termasuk dengan PMI," kisah Irwan.
Saat itu di lokasi kejadian juga sudah ada polisi dan TNI. Polisi langsung memberikan garis dilingkaran jenazah dengan kapur putih untuk dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan difoto.
Saat itu keluarga dari almarhum belum mengetahuinya. Kemudian salah satu dari warga mengabarkan berita itu kepada istri almarhum dengan mendatangi langsung rumahnya yang memang tidak jauh dari lokasi kejadian.
"Begitu tahu bahwa itu Pak Djohan, ada orang yang memberitahu keluarga karena rumah memang tidak jauh dari lokasi kejadian dan memberitahukan kepada ibu saya bahwa bapak tertembak," ujar Irwan.
Saat itu, kata Irwan, ibunya merasa sangat terkejut dan sambil menangis lari ke lokasi kejadian.
"Beliaulah orang pertama memegang jenazah dan setelah itu beliau pulang ke rumah menyiapkan rumah untuk jenazah. Ibu saya sangat tabah saat itu, termasuk anak-anaknya," pungkas Irwan. (*)