Semula hanya untuk 200 orang, kini menjadi 3.000 orang warga Aceh guna mengetahui apakah orang tersebut positif terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, menaikkan target pemeriksaan swab berbasis rapid test polymerase chain reaction (RT PCR).
Semula hanya untuk 200 orang, kini menjadi 3.000 orang warga Aceh guna mengetahui apakah orang tersebut positif terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Sebanyak 3.000 orang yang akan diperiksa swab secara gratis itu haruslah mereka yang ditunjuk atau mendapat tugas dari instansi pemerintah, baik sipil maupun militer.
Mereka harus membawa surat pengantar atau rekomendasi dari atasannya.
"Jadi, tidak diperuntukkan bagi siapa saja yang ingin pemeriksaan swab secara mandiri.
Yang mandiri tetap bayar," kata Rektor Unsyiah, Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng IPU menjawab Serambinews.com di Banda Aceh, Senin (1/5/2020) sore.
• Polres Abdya Amankan 17 Kubik Kayu Diduga Tebangan Liar, Satu Tersangka Ditangkap
• Protes Soal Bantuan Dana Desa, Warga Pecahkan Kaca Kantor Reje Kampung di Bener Meriah
• Aliansi Pemuda Aceh di Jakarta Berencana Pidanakan Pembuat Aplikasi Kitab Suci Aceh
Bertambahnya target yang akan diperiksa swab secara gratis itu karena Unsyiah mendapat tambahan sumbangan reagen dari berbagai pihak.
Selain dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), juga disumbang oleh sejumlah anggota DPR RI, dan pihak lainnya.
Unsyiah juga membeli sendiri 1.000 reagen untuk memperluas cakupan pemeriksaan swab secara gratis itu.
Harga satu unit reagen saat ini sekitar Rp 400.000.
Reagen adalah bahan yang dipakai untuk reaksi kimia, biasanya dipakai untuk mengetes darah atau cairan tubuh lainnya, seperti dahak, ludah, dan ingus apakah mengandung virus, bakteri, atau tidak.
Pemeriksaan gratis itu dilakukan mulai 29 Mei 2020 lalu hingga bulan depan di Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah yang berada di lingkungan Fakultas Kedokteran Unsyiah, Kopelma Darussalam, Banda Aceh.
Menurut Prof Samsul, pemeriksaan swab lendir tenggorokan dan hidung (secara orafaring dan nasofaring) untuk mendeteksi infeksi corona itu sebetulnya memerlukan biaya, karena reagennya memang harus dibeli dan didatangkan dari Jakarta.
Namun, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Aceh, Unsyiah mendapat 200 reagen gratis dari BNPB yang diserahkan melalui Balitbangkes Aceh yang berlokasi di Gampong Bada (Siron), Aceh Besar.
Nah, menurut Prof Samsul Rizal, 200 reagen itu akan digunakan secara gratis pula untuk 200 orang yang ingin melakukan pemeriksaan swab atas rekomendasi atasannya di Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah atau di Rumah Sakit Prince Nayef Darussalam, Banda Aceh.
Hal itu sebelumnya dijelaskan Prof Samsul Rizal kepada Serambinews.com pada 29 Mei 2020 sore.
Namun, dalam penjelasan terbarunya, Senin (1/6/2020) sore, target tersebut sudah meningkat, yakni untuk 3.000 orang.
Itu karena, Unsyiah sudah mendapat sumbangan reagen dari berbagai pihak, termasuk yang dibeli sendiri oleh Unsyiah sebanyak 1.000 reagen.
Dengan stok reagen yang lumayan banyak itu, Unsyiah juga akan melakukan pengambilan swab di tempat-tempat umum atau tempat keramaian dan biaya pemeriksaannya gratis.
"Kita juga akan tes di kabupaten/kota yang bekerja sama dengan Unsyiah untuk melakukan tes massal. Tempat tes terserah pemerintah kabupaten/kota," kata Samsul.
Untuk Kota Banda Aceh misalnya, Unsyiah akan tes sebanyak 0,5% dari total penduduknya sebagai tes awal.
"Atau sebanyak 1.200 orang di kota ini akan kita ambil sampel swabnya untuk RT PCR," sebut Samsul.
Ia tambahkan bahwa setelah target 3.000 orang PNS dan aparat militer ditambah masyarakat umum lainnya di berbagai kabupaten/kota di Aceh itu nantinya selesai.
Mudah-mudahan ada sumbangan reagen lagi dari pihak lain sehingga tahap awal sebanyak 25.000 orang atau 0,5% dari penduduk Aceh bisa dites swab gratis oleh Unsyiah.
Sebenarnya, lanjut Samsul, Unsyiah ingin lakukan tes PCR sampai 1% dari total penduduk Aceh yang berjumlah 5,3 juta jiwa sehingga akan terpenuhi "sampel minimal" untuk menyimpulkan apakah Aceh aman Covid-19 atau tidak/belum.
"Mudah-mudahan Pemerintah Aceh yang sudah menganggarkan dana Covid-19 bisa juga ikut berpartisipasi dengan memberi reagen atau menyediakan dana sekitar 1% dari anggaran Covid-19 Aceh untuk pemeriksaan tes massal bersama Unsyiah," Samsul berharap.
Setelah tahap pemeriksaan swab gratis ini nantinya mencapai target atau berhasil, selanjutnya Unsyiah akan memberlakukan pemeriksaan berbayar kepada siapa pun.
Menurut Samsul, Lab Penyakit Infeksi Unsyiah dan Rumah Sakit Prince Nayef siap melakukan pemeriksaan berbayar untuk rapid test dan pembuatan surat keterangan bebas Covid-19 serta pemeriksaan swab RT PCR dan surat keterangan bebas Covid-19.
Biaya pemeriksaan rapid test Covid-19 di Unsyiah adalah Rp 400.000, sedangkan biaya untuk swab RT PCR Rp 1.500.000.
Sementara itu, Dosen Fakultas Kedokteran Unsyiah, Dr dr Safrizal Rahman SpOT menambahkan, pada tahap awal untuk pemeriksaan swab gratis ini Unsyiah akan bekerja sama dengan pemko dan pemkab se-Aceh.
"Pemeriksaan swab gratis ini nanti dilakukan sesuai dengan tingkat kerentanan.
Nah, yang paling dekat (dengan Kampus Unsyiah) adalah Kota Banda Aceh. Maka akan dilakukan swab massal untuk aparatur sipil negara (ASN), tenaga kesehatan, pedagang dan pengunjung pasar, sopir, traveler, dan orang di pusat-pusat keramaian, dan lain-lain.
"Targetnya adalah untuk mencari kelompok yang bisa mewakili populasi secara keseluruhan. Motor penggeraknya di depan adalah pemerintah dan dinkes, sedangkan Lab Penyakit Infeksi Unsyiah hanya sebagai pelaksana," kata Safrizal yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh.
Di tempat-tempat pengambilan swab nanti, lanjut Safrizal, siapa yang mau diperiksa sesuai ketersediaan reagen, ya silakan.
"Tapi kekhawatiran saya justru banyak warga kita yang nggak mau diperiksa," pungkas Safrizal Rahman. (*)