SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Tanggal 3 Juni 2010 menjadi salah satu hari bersejarah bagi rakyat Aceh.
Pada tanggal itu, tepat sepuluh tahun lalu, Deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang juga tokoh kunci perdamaian Aceh, Dr Tgk Muhammad Hasan Di Tiro, kembali kepada Sang Pencipta.
Tokoh yang biasa dipanggil Wali ini meninggal dunia setelah 12 hari menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Tgk Hasan Tiro meninggal dunia sehari setelah menerima “Surat Bukti Kewarganegaraan Hasan Tiro sebagai Warga Negara Indonesia (WNI)” dari Pemerintah Indonesia.
Surat itu diserahkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto, saat menjenguk Hasan Tiro di ruang Intensive Cardiac-Care Unit (ICCU) RSUZA Banda Aceh, Rabu (2/6/2010).
Djoko Suyanto juga membawa pesan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyampaikan rasa prihatin dan simpati serta turut mendoakan kesembuhan Dr Tgk Muhammad Hasan Di Tiro, yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Peristiwa ini termuat dalam berita utama Harian Serambi Indonesia edisi Kamis 3 Juni 2010, dengan judul besar “SBY Doakan Hasan Tiro” dan judul kecil “Menkopolhukam Serahkan Surat Bukti Pengakuan sebagai WNI”.
• Hari Ini 10 Tahun Lalu, Deklarator GAM Dr Hasan Tiro Meninggal Dunia
• Ini Pesan Hasan Tiro Suatu Ketika, Siapa yang Akan Memimpin Jika Dirinya Tiada
• Akhir Perjalanan Hidup Sang Deklarator GAM Teungku Hasan Tiro
Sebagai pengingat sejarah, berikut kami turunkan kembali liputan tersebut.
“SBY Doakan Hasan Tiro”
* Menkopolhukam Serahkan Surat Bukti Pengakuan sebagai WNI
BANDA ACEH - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan rasa prihatin dan simpati yang mendalam, serta turut mendoakan kesembuhan Dr Tgk Muhammad Hasan Di Tiro, yang kini sedang dirawat Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Doa dan harapan Presiden SBY itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto, saat menjenguk Hasan Tiro di ruang Intensive Cardiac-Care Unit (ICCU) RSUZA Banda Aceh, Rabu (2/6/2010).
Ia juga juga menyerahkan surat bukti kewarganegaraan Hasan Tiro sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dari pemerintah.
Menkopolhukam Djoko Suyanto, yang didampingi oleh Gubernur Irwandi Yusuf, Wagub Muhammad Nazar, Malik Mahmud, dan Zaini Abdullah, tiba di RSUZA sekitar pukul 12.00 WIB dan langsung menuju ke ruangan tempat perawatan deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu, di lantai dua rumah sakit tersebut.
Sejumlah pejabat Aceh lainnya yang kemarin juga terlihat hadir di RSUZA Banda Aceh adalah Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr M Yani, Direktur RSUZA dr Taufik Mahdi, Kajati Aceh Halili Toha SH, Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Aceh H Ace Hendarmin, Kepala Bappeda Aceh Iskandar, Asisten III Setdaprov Aceh yang juga Plt Kadis Pendidikan Aceh Bachtiar, dan Irwasda Polda Aceh Kombes Pol Setianto.
Setelah sekitar 45 menit menjenguk Hasan Tiro, Menkopolhukam Djoko Suyanto dan rombongan ke luar.
Pada saat itu dia menyerahkan bukti kewarganegaraan Hasan Tiro sebagai WNI melalui keponakan Hasan Tiro, Tgk Fauzi Zainal Abidin, di bagian luar ruang ICCU RSUZA.
Penyerahan berkas itu disaksikan Malik Mahmud, dr Zaini, Gubernur, Wagub, dan sejumlah pejabat lainnya.
Surat tanda kewargaan Hasan Tiro ini adalah berupa Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor: M.HH-131.AH. 10.01 Tahun 2010 tentang Kewargaaan Repbulik Indonesia atas nama Teungku yang ditandatangani langsung oleh Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar, tentang Hasan Muhammad Di Tiro, tertanggal 27 Mei 2010.
Ketika dicegat wartawan saat mau ke luar, Menkopolhukam mengatakan bahwa kedatangannya untuk menjenguk Hasan Tiro adalah atas perintah Presiden SBY.
"Saya bersama rombongan datang melanjutkan apa yang disampaikan Bapak Presiden supaya kami menjenguk Tgk Hasan Tiro. Beliau menyampaikan rasa keprihatinan dan simpati yang sedalam-dalamnya pada keluarga, mudah- mudahan Tgk Hasan Tiro sembuh dan diberikan yang terbaik oleh Allah SWT," kata Menkopolhukam.
Selain itu, tambah Djoko, inti kedatangan mereka ke RSUZA untuk menyerahkan bukti pengakuan Hasan Tiro sebagai WNI setelah disetujui oleh kedua pihak.
Sedangkan tokoh-tokoh GAM lainnya, seperti Malik Mahmud, dr Zaini Abdullah diakui Menkopolhukam belum melakukan pengurusan untuk kembali sebagai WNI.
"Pemerintah sangat terbuka dan mendukung supaya mereka kembali menjadi WNI," ucap Djoko.
• Mengenang Kembali Sosok Tgk Hasan Tiro
Memberi respons
Ditanya mengenai kondisi Hasan Tiro, Djoko mengatakan hal itu adalah kewenangan dokter untuk menjelaskan secara medis.
Namun menurutnya, saat mereka membesuk, Hasan Tiro tampak memberi respons.
"Kesan yang saya tangkap, beliau mengerti apa yang kita sampaikan, tapi belum ada daya untuk menjawab. Kami berdoa bersama di hadapan beliau untuk kesembuhannya," lanjut Djoko.
Sementara itu, Ketua tim dokter yang menangani Hasan Tiro sejak dirawat di RSUZA, dr Andalas mengatakan kondisi Wali kemarin lebih baik daripada dua hari sebelumnya.
Bahkan saat dikunjungi Menkopolhukam dan rombongan, Wali dapat memberi respons, namun tidak bisa menjawab pembicaraan karena kondisinya masih dibantu alat pernafasan.
"Kondisi Wali lebih baik, jantung juga berfungsi dengan baik. Cuma karena infeksi di paru-paru membuat fungsi bagian dalam tubuh itu menjadi kurang baik. Akibatnya oksigen yang datang ke otak juga berkurang, maka perlu difasilitasi alat bantu perapasan," jelas Andalas.
Hal yang sama juga diakui keponakan Hasan Tiro, Fauzi Zainal Abidin, yang sebelumnya menerima surat pengakuan kewarganegaraan Hasan Tiro sebagai WNI dari Menkopolhukan Djoko Suyanto.
Menurutnya, kondisi Hasan dengan dua hari lalu. "Tadi, Pak Menteri sempat memegang tangan beliau dan mendoakan kesembuhannya." katanya.
• Kisah Pertama Kali Tgk Hasan Tiro Pulang ke Aceh
Kebijakan Tepat
Sementara itu, Wagub Aceh Muhammad Nazar di sela- sela mendampingi Menkopolhukam membesuk Hasan Tiro di RSUZA Banda Aceh, kemarin, mengatakan bahwa kebijakan pemerintah untuk kembali memberikan kewarganegaraan RI kepada tokoh yang akrab disapa dengan panggilan Wali itu sangat tepat.
"Pemerintah telah mengambil kebijakan yang tepat dengan memberikan kembali status kewarnegaraan RI kepada Dr Tgk Hasan Di Tiro. Apalagi hal tersebut merupakan bagian dari MoU Helsinki, begitu juga aecara historis, saya telah membaca banyak tentang keterlibatan beliau dalam perjuangan kemerdekaan RI. Tetapi kemudian beliau kecewa dengan ketidakadilan pemerintah pusat, lalu mengorganisir perlawanan. Namun semua pertentangan tersebut telah berrakhir dan semua sekarang ingin hidup dan membangun," kata Nazar.
Mengenai Tgk Hasan Di Tiro, lanjut Nazar, dari dulu dirinya sering mendengar langsung kalau beliau pasti akan pulang dan melihat Aceh lagi.
"Beberapa kali saya dulu bertemu beliau di luar negeri. Beliau pasti menanyakan keadaan Aceh dan menyatakan rindu ingin pulang kampung.
Beliau tidak puas dengan hanya sekadar melihat atau membaca Aceh melalui media massa," kata Nazar sambil menyerukan agar masyarakat Aceh terus mendoakan kesembuhan Wali.
Menanggapi kedatangan Menkopolhukam Djoko Suyanto membesuk Hasan Tiro di RSUZA Banda Aceh, sebagai utusan pemerintah dan sekaligus mengantar surat keputusan kewarnegaraan RI untuk Hasan Tiro, menurut Wagub Muhammad Nazar akan semakin memperkuat perdamaian di Aceh.
• Hasan Tiro Berontak bukan Karena Tak Dapat Proyek di Arun?
Luar biasa
Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Farhan Hamid, menilai bahwa keseriusan Hasan Tiro untuk memelihara dan melestarikan perdamaian Aceh yang sudah dicapai pada 15 Agustus 2005 dinilai sebagai sesuatu yang luar biasa.
"Kepulangannya ke Aceh dan memilih menetap di Serambi Mekkah dinilai sebagai wujud dari keinginannya memantau langsung jalannya proses damai," katanya kepada Serambi, di Jakarta, Rabu (2/6/2010).
Menurut Farhan, ia menangkap isyarat keseriusan merawat perdamaian dan memastikan jalannya perdamaian berlangsung baik, sejak kunjungan Hasan Tiro ke Jakarta pada 2008 lalu.
"Tahap awal beliau meminta visa (izin tinggal-red) jangka panjang multiple entry, yang saya pandang sebagai uji ketulusan Jakarta terhadap kehadiran beliau di Aceh," ujar Farhan Hamid.
Farhan juga mengungkapkan bahwa pengurusan status WNI Hasan Tiro direspon positif oleh pemerintah, di mana setėlah berkas permohonan diterima dan persyaratan dipenuhi, Menkumham Patrialis Akbar segera memproses penyelesaiannya minggu lalu, hanya memerlukan waktu 1/2 hari, Sabtu 30 Mei 2010, SK perubahan warga negara diselesaikan.
"Barangkali inilah proses menggantikan kewarganegaraan tercepat yang pernah dilakukan Indonesia," tambahnya.
Secara terpisah, Ketua Forum Bersama (Forbes) DPR/ DPD RI, M Nasir Djamil juga memuji langkah cepat pemerintah merespon permohonan status kewarganegaraan Hasan Tiro.
Secara khusus, ia juga menyerukan kepada segenap rakyat Aceh mendoakan kesembuhan bagi deklarator GAM itu, yang kini sedang dirawat intensif di RSUZA Banda Aceh.(sal/sup/ nas/ask/fik)