Ahmad dan warga lain menyatakan memiliki dasar kuat jika ikan di sana mabuk akibat tercemar limbah.
Pasalnya, selama ini belum pernah terjadi ikan mabuk massal di sungai tersebut.
Selain itu, saat Ahmad dan puluhan warga masuk ke dalam sungai memungut ikan-ikan yang mabuk sempoyongan tercium aroma limbah.
Baunya, kata Ahmad lebih mengarah ke limbah bukan racun kimia.
Karenanya, Ahmad maupun warga lain meyakini jika ikan-ikan di sana mabuk dan mati akibat limbah.
Warga menyatakan di ulu sungai terdapat cabang kali yang mengalir di dekat limbah sebuah pabrik kelapa sawit.
Nah yang makin mencurigakan warga di atas cabang kali ini ikan-ikan tidak mengalami mabuk atau dampak pencemaran.
Sementara di bawah cabang tersebut hingga ke sungai Longkib ikan-ikan mabuk massal.
Akibat ikan yang mati mendadak ini sangat berdampak pada usaha masyarakat sekitar.
Pasalnya, sebagaimana disampaikan Ahmad, adsa tiga desa di Kecamatan Longkib yang masyarakatnya menumpukan hidupnya mencari ikan di Sungai Longkib.
Warga di sana umumnya menggeluti usaha mencari ikan air tawar di sungai Longkib.
”Jadi dengan peristiwa ikan mabuk dan mati massal ini membuat usaha masyarakat rusak, karena ini bertahun baru ikannya bias ada lagi,” ungkap Ahmad.
Sebagaimana diberitakan, Ratusan ribu ikan air tawar di Sungai Longkib, Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam dilaporkan mabuk bahkan mati secara tiba-tiba Selasa, (16/6/2020).
”Kami mulai tau tadi siang, kayanya sudah dari pagi ikan ini mabuk,” kata Ahmad salah seorang warga kepada wartawan yang turun ke lokasi.
Ahmad yang merupakan warga Longkib mengaku jika ikan mabuk dan mati massal tersebut baru terjadi kali ini.