SERAMBINEWS.COM - Singapura akan melakukan investasi besar-besaran dalam inovasi kesehatan pascapandemi Covid-19.
Dana yang akan dianggarkan negara Singa ini melampaui stimulus langsung yang digelontorkan untuk membantu pemulihan ekonominya dari dampak pandemi itu.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Minggu (21/6/2020), Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa negara itu akan mengalokasi anggaran lebih dari S$ 20 miliar atau setara Rp 203 triliun.
Hal itu untuk mendukung penelitian di bidang high impact seperti ilmu kesehatan dan biomedis, perubahan iklim, serta kecerdasan buatan.
Ia menyebut, investasi tersebut merupakan bagian dari rencana penelitian dan pengembangan (research and development/RnD) lima tahun, yang sedang difinalisasi pemerintah Singapura saat ini.
"Semua negara tengah memberikan dukungan dengan segera untuk menemukan perlindungan (terhadap Covid-19). Tetapi kami melangkah lebih jauh, berinvestasi untuk memberikan semau orang batu loncat, sehingga kembali bangkit dan bahkan bisa lebih kuat. Kami tidak pernah berhenti memikirkan hari esok," kata Heng, yang juga merangkap sebagai Menteri Keuangan itu.
Pada Jumat lalu, Singapura mulai memasuki fase kedua pembukaan kembali aktivitas ekonominya setelah berbulan-bulan menerapkan kebijakan lockdown untuk menekan penyebaran Covid-19.
Heng mengatakan, tugas pemerintah Singapura yang paling mendesak saat ini adalah menciptakan lapangan pekerjaan setelah ekonomi negara itu menghadapi kontraksi terbesar sejak kemerdekaan tahun 1965 dan terjadi rekor penurunan lapangan kerja pada kuartal I.
Para pejabat negara itu telah berjanji menciptakan 100.000 pekerjaan baru dan memberi peluang pelatihan untuk membantu meredam dampak pukulan pandemi itu.
Heng menambahkan, pemerintah akan berusaha keras untuk menjaga aliran bisnis tetap berjalan agar lapangan pekerjaan tetap tersedia.
Ia bilang, tahun ini merupakan yang pertama kalinya Singapura membiarkan dukungan uang tunai langsung kepada pekerja mandiri dalam skala besar.
Sebagai salah satu negara di dunia yang paling besar menggantungkan ekonominya pada ekspor, Singapura tidak punya pilihan selain mempercepat dua kali lipat agar status perdagangannya keluar dari krisis. "Kita selesai kalau kita terus tutup," tegas Heng.
Heng menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk melakukan investasi infrastruktur, termasuk pengembangan yang lebih hijau dan inisiatif ketahanan pangan.
Serangkaian kelompok industri yang dipimpin oleh pemerintah akan mengeksplorasi peluang baru di bidang-bidang seperti robotika, e-commerce dan digitalisasi rantai pasokan.
Stimulus yang diberikan Singapura dan investasi yang dijanjikan merupakan kejutan khusus dari negara itu karena selama ini mengelola pengeluaran fiskalnya secara tranditional prudent.