Kalau ada orang berbohong belum tentu dia munafik.
Mungkin karena satu hal dia berbohong, atau dia belum mengerti mengenai berbohong, bukan serta merta munafik.
Jadi, ilmu munafik itu 'untuk aku' bukan 'untuknya' jadi maksudnya ini.
• Bolehkah Mengganti Nama Anak dan Perlukah Syukuran, Ini Penjelasan Buya Yahya
• Masuk Masjid Ketika Azan, Berdiri, Kerjakan Shalat atau Duduk? Ini Penjelasa Buya Yahya
Tanda munafik ada tiga, maka kamu jangan memiliki tanda-tanda ini, bukan ketika ada orang berbohong kita tunjuk dia munafik.
Itu tidak boleh, Nabi saja tidak pernah tahu dan tidak ingin tahu kecuali diberitahu oleh Allah.
Jadi tidak boleh kita menuduh orang munafik, tidak boleh.
Bohong iya dosa, maka kita jangan berbohong, cuma untuk mengatakan munafik, munafikkan di dalam hati, urusan hati jadi kemunafikan, jadi tidak boleh betul.
Kalau orang munafik itu sudah biasa berbohong, tapi tidak semua orang berbohong itu munafik kemudian untuk mengatakan orang munafik itu bukan bagian kita.
Tapi hendaknya kita memahami tanda-tanda itu agar kita bisa menghindar dari sifat kemunafikan.
Demikian penjelasan Buya Yahya seperti dalam video.
Bahwa belum tentu seseorang berbohong bisa dikatakan munafik. Tiga ciri sifat munafik sebenarnya bukan untuk menilai orang lain.
Namun, tiga ciri itu agar diri sendiri menghindari ciri-cirinya, bukan menilai orang munafik dengan ciri-ciri tersebut. (Serambinews.com/Syamsul Azman)
• Teks Khutbah & Muroqi (Bilal) Shalat Idul Fitri dari Buya Yahya Al-Bahjah
• Sahkah Shalat Tarawih sebelum Melaksanakan Shalat Isya? Ini Penjelasan Buya Yahya
• Cara Shalat Hari Raya Idul Fitri di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Penjelasan Buya Yahya