Baca tanpa iklan
BANDA ACEH - Sebanyak sebelas pasien positif Covid-19 yang selama ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Meuraxa, Banda Aceh, termasuk dua dokter dan seorang laboran (petugas laboratorium), kini sudah sembuh. Informasi itu diperoleh Serambi dari dr Fuziati, direktur rumah sakit tersebut, Rabu (8/7/2020) sore.
Menurutnya, saat dilakukan swab ulang pada 29 Juni 2020, sepuluh orang hasilnya negatif Corona dan hanya satu orang yang saat itu masih positif yakni RZ. Kemudian, saat dilakukan swab kedua pada 3 Juli 2020 di Laboratorium Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), kesebelas pasien itu dinyatakan negatif Covid-19.
"Khusus terhadap pasien RZ, pada tanggal 7 Juli 2020 dilakukan lagi swab ulang ketiga dan diperiksa juga di Laboratorium Infeksi Unsyiah. Alhamdulillah, hasilnya juga negatif," kata dr Fuziati. Karena semua pasien sudah dinyatakan sembuh dari infeksi Covid-19, mereka pun diizinkan pulang.
Serah terima eks pasien positif Covid-19 itu dilakukan di halaman RSUD Meuraxa, Selasa (7/7/2020). Acara itu dihadiri perwakilan Dinas Kesehatan Aceh Besar dan Banda Aceh, serta Direktur Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh. Dengan demikian, kata Fuziati, saat ini di RSUD Meuraxa tidak ada seorang pun lagi pasien positif Covid-19 yang dirawat.
Berdasarkan data kumulatif yang dihimpun Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh, warga Banda Aceh yang positif Covid-19 sejak Maret lalu berjumlah 22 orang. Hanya satu yang meninggal, 14 orang sembuh, dan tujuh orang lagi masih dirawat di Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Di RSUZA Banda Aceh sendiri terdapat tiga tempat isolasi dan perawatan pasien terinfeksi Corona yakni Ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU), serta Poli Penyakit Infeksi Emerging dan Remerging (Pinere) 1 dan 2.
Positif bertambah lagi
Informasi lain, pada Rabu (8/7/2020), bertambah satu lagi warga yang positif Corona di Aceh. Pasien terbaru ini berasal dari Aceh Besar. Dengan demikian, jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di Aceh sejak Maret lalu sudah mencapai 89 orang. Informasi tersebut disampaikan Kadis Kesehatan Aceh, dr Hanif, kepada Serambi, Rabu (8/7/2020) siang.
Menurut Hanif, warga Aceh Besar yang terjangkit virus corona ini berinisial JI, laki-laki, berumur 32 tahun. Namun, Hanif belum mendapatkan data tentang profesi dan berasal dari kecamatan mana pria ini di Aceh Besar. Begitupun, Hanif memastikan bahwa warga yang positif Covid-19 itu tidak ada hubungannya dengan klaster Asrama Polisi (Aspol) IOM di Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.
JI dinyatakan positif berdasarkan hasil uji swab di Laboratorium Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unsyiah yang keluar Selasa (7/7/2020) malam. "Hasilnya disampaikan ke kami tadi malam (Selasa malam), sehingga data pasien yang ini tidak sempat lagi kita laporkan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat di Jakarta, karena sudah lewat pukul 13.00 WIB. Batas laporan ke pusat pukul 13.00 WIB setiap hari," kata Hanif.
Dengan demikian, dalam dua hari terakhir hanya dua orang yang terkonformasi positif Covid-19 di Aceh. Selain JI, satu lagi adalah CEA (57), perempuan asal Bireuen. Wanita yang berstatus ibu rumah tangga (IRT) ini sebelumnya berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Dengan bertambahnya dua pasien positif dalam dua hari terakhir maka total warga yang terinfeksi Covid-19 di Aceh tercatat 89 orang. Rincinya, tiga meninggal, 42 sembuh, dan 44 orang sedang dirawat di sejumlah RS rujukan pasien Covid-19 di Aceh.
Ditilik dari angka 'positive rate' Covid-19 di Indonesia saat ini Aceh berada di peringkat enam terendah nasional (3,44%) setelah Sumatera Barat, DI Yogyakarta, Riau, Nusa Tenggara Timur, dan Kepulauan Bangka Belitung. Sedangkan provinsi yang paling tinggi 'positive rate'-nya adalah Jambi, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara, masing-masing 34,45%, 43,02%, dan 67,52%. Data tersebut bersumber dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang di-update setiap hari. (dik)