Dr Li, seorang spesialis otak di rumah sakit, mengatakan bahwa kondisi bocah lelaki itu disebabkan oleh gaya hidupnya yang tidak sehat dari bermain-main game komputer dan begadang.
Dia mengatakan kepada media lokal: ‘Alasan utamanya adalah dia memiliki pola tidur dan makan yang tidak teratur karena dia tidak di sekolah. Orang tua juga terlalu menoleransi perilakunya.
"Kurangnya gizi dan istirahat telah menyebabkan berkurangnya jumlah darah dan oksigen di otaknya dan menyebabkan stroke otak," kata Dr Li.
Gamer muda itu telah menerima perawatan rehabilitasi di rumah sakit Nanning.
Dr Jin, kepala terapis di fasilitas itu, mengatakan bahwa sulit untuk menentukan apakah Xiaobin dapat sepenuhnya pulih.
Diketahui, kecanduan video game telah menjadi masalah sosial yang terus muncul di kalangan anak-anak muda.
Bahkan banyak yang lebih memilih meninggalkan studinya untuk bermain game online.
Banyak orang tua menggunakan cara kamp rehabilitasi 'detoks digital' sebagai upaya terakhir untuk membatasi fiksasi anak-anak mereka di dunia digital.
(TribunnewsWiki.com/Restu, Wartakotalive.com)
• Kepolisian Belanda Temukan Enam Kontainer Diduga Tempat Penyiksaan Rahasia
• Daftar Harga iPhone Juli 2020, Mulai iPhone 8, iPhone 7 Plus hingga iPhone 12
• Cegah WNA hingga Perompakan, Danlanal Lhokseumawe Patroli Keamanan Laut di Perairan Selat Malaka
Artikel ini telah tayang di tribunnewswiki.com dengan judul Bermain Game Selama 22 Jam dalam Sehari saat Lockdown, Remaja ini Alami Stroke Otak dan Kelumpuhan