Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Kisah pertemuan antara ayah selaku warga Malaysia dengan seorang anak gadis Aceh setelah terpisah selama 19 tahun, menjadi viral dalam beberapa hari ini. Apalagi mengingat mereka putus kontak setelah Aceh diterjang tsunami pada 24 Desember 2004 atau 16 tahun lalu. Meskipun gadis yang bernama Nurul Happy Zandraa (19) bukanlah korban tsunami.
Tak disangka, kini mereka kembali dipertemukan lewat media sosial.
Begitu juga yang dirasakan oleh Rahim Said (52) ayah kandug Nurul Happy Zandraa, setelah menemukan anak dan istrinya yang sebelumnya diduga telah meninggal akibat tsunami di Aceh tahun 2004.
Istri dan anaknya ternyata masih hidup dan dalam keadaan sehat.
Nurul Happy Zandraa, kepada Serambinews.com, Senin (13/7/2020) menceritakan sejak dua tahun yang lalu dirinya sudah ingin tahu dan mencari informasi lewat media sosial.
Guna mendapatkan informasi secara akurat bagaikan proses mereka berpisah hingga akhirnya bisa bertemu kembali, maka Serambinews.com berhasil melakukan wawancara dengan Nurul Happy Zandraa di sebuah kafe di Lhokseumawe, Senin (13/7/2020) siang.
• Terpisah 16 Tahun karena Tsunami, Gadis Aceh Ini Menemukan Kembali Ayahnya Lewat Media Sosial
• Pohon Tumbang di Gampong Lam Ara Cut, Kuta Malaka, Munculkan Kemacetan
• Menunggu Durian Runtuh di Lamsujen Aceh Besar, Awas Jangan Sampai Tertimpa Kepala
• Wabup Abdya Pantau PBM Tatap Muka Hari Pertama di SMP dan SMA, Cek Penerapan Protokol Kesehatan
Ibu kandungnya Suryati sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Malaysia. Sehingga menikah dengan Abah atas nama Rahim yang tinggal di kawasan Kulim Kedah Malaysia.
"Iya benar. Saya baru lahir pada Januari 2001. Namun sejak lahir, saya tidak pernah bertemu langsung dengan Abah. Namun sesuai cerita ibu, komunikasi Abah dengan ibu saat itu tetap lancar walaupun melalui surat." kataya.
Pada 26 Desember 2004, lanjut kisahnya, Abah pikir kami sudah meninggal. Karena saat mau dikirim surat, pihak jasa pengirim di Malaysia menolak, karena tidak tahu lagi alamatnya. Karena informasi di sana (Malaysia), Aceh habis terkena tsunami.
“Awalnya cuma mencari nama Abah yakni Rahim melalui media sosial, baik itu facebook maupun instagram. Namun tidak ketemu. Sehingga sekitar awal tahun ini, saya mulai mencari akun instagram warga Keudah Malaysia,” ceritanya.
Sehingga pada Senin lalu (6 Juli 2020) pagi, saya kirim pesan ke sebuah akun instagram, yakni akun Kak Liana warga Keudah.
“Alhamdulillah Kak Liana mau membantu. Sehingga saya kirim data tentang Abah, baik itu foto sama ibu ataupun foto Abah sama keluarganya di Malaysia,” sebutnya.
Selanjutnya, data yang saya kirim di posting Kak Liana melalui akun Twitternya. Sehingga ada orang yang kenal sama Abah saat melihat postingan di twitter Kak Liana. Selanjutnya orang tersebut mengirim nomor telepon Abah ke Kak Liana.
“Setelah Kak Liana memastikan itu benar Abah, dan itu nomornya pun dikirim ke saya," ucapnya.
• BPBD Aceh Tenggara Salur Bantuan Masa Panik untuk Korban Rumah Tertimpa Longsor di Simpur Ketambe
Sebagaimana kisahnya sebelumnya diketahui, Seperti hidup kembali, begitulah yang dirasakan oleh Rahim Said (52), setelah menemukan anak dan istrinya yang sebelumnya diduga telah meninggal akibat tsunami di Aceh tahun 2004.
Istri dan anaknya ternyata masih hidup dan dalam keadaan sehat.
Melansir dari Harian Metro, pertemuan ini terhubung tatap muka melalui panggilan video WhatsApp.
Pertemuan ini terjadi tiga jam setelah seorang mahasiswi Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM), Nur Lyana Aqilah Ahmad Nasir (22) mengunggah di media sosialnya tentang seorang gadis sedang mencari ayahnya.
Ayahnya itu warga Malaysia yang tinggal di Kedah.
Rahim menceritakan kisah sedih tersebut, ia mengakui terpisah dengan istri dan anaknya, Suryati Ahmad Badawi (49) dan anaknya Nurul Happy Zandraa.
Pada saat itu istrinya pulang ke Aceh untuk pesta pernikahan adiknya.
Saat pulang ke Aceh, jelasnya tidak ada yang menemani istrinya yang sedang hamil empat bulan itu, kecuali Nurul Hanpy Zandraa.
"Sejak kembali ke Aceh, sebelum tsunami dahsyat pada Desember 2004, kami terhubung seperti biasa.
Namun setelah tragedi dahsyat itu, komunikasi terputus, saya di sini tidak berputus asa beberapa kali mencoba mencari anak dan istri dengan kenalan dan saudara di Aceh.
• Puluhan Rumah Tertimbun Longsor di Aceh Tenggara, Transportasi ke Gayo Lues Kembali Lancar
Malangnya, saya banyak menerima kabar bahwa anak dan istri saya sudah menjadi korban pada tragedi tersebut,” ucapnya pada Harian Metro yang dikutip Serambinews.
Oleh karena itu, kemudian Rahim Said mengikhlaskan kepergian istri dan anaknya, sehingga tak mencarinya lagi.
"Aku menjadi tenang ... kadang-kadang di sudut hatiku ada rasa bersalah dan rasa bersalah setelah 'keberangkatan' mereka.
Hampir setiap tahun jika ada lebih banyak rezeki keluarga kami di sini tidak pernah lupa untuk mengadakan tahlil untuk mereka," katanya.
Rahim mengatakan keajaiban tiba-tiba muncul ketika Nur Lyana Aqilah memberi kabar istri dan anak-anaknya masih tinggal di Aceh.
"Saya merasa seperti tidak percaya ketika seseorang mengatakan kepada saya bahwa anak dan istri saya masih hidup,
Di antara senang dan sedih berbagai perasaan muncul, ada juga perasaan seperti hidup kembali," ungkapnya.
Rahim memiliki 13 anak, termasuk satu anaknya tinggal bersama Suryati, ia berterima kasih kepada Lyana Aqilah karena telah membantunya menemukan keluarganya.
“Kami merencanakan akan segera bertemu setelah Covid-19 ini berakhir,” ucapnya sedih.
• Turki Segera Laporkan Perubahan Hagia Sophia Jadi Masjid ke UNESCO, Uni Eropa Akan Ambil Sikap
Sementara itu, Nurul Happy Zalindraa mengatakan, bertemu dengan ayahnya di media sosial seperti mimpi, setelah upaya keluarga mereka untuk melacak ayahnya di Malaysia tidak pernah berhasil.
“Ibu dan saya sudah lama mencari keberadaan abah, bahkan ada informasi abah sudah meninggal dunia,” ungkapnya.
“Mau ke Malaysia kami tidak ada uang, nomor telepon keluarga di Malaysia juga tidak ada.
Tahun lalu, saya tergerak hati memberanikan diri mencari abah di media sosial karena juga kebetulan untuk urusan dokumen pernikahan saya yang akan berlangsung penghujung tahun ini.
Saya mencoba mengirim pesan langsung (DM) secara acak kepada siapa pun di Malaysia, tetapi tidak pernah berhasil sebelum pesan saya akhirnya dijawab oleh Nur Lyana Aqilah yang bersedia menawarkan untuk membantu saya,” terangnya.
Rasanya seperti mimpi pertama kali bisa mendengar dan melihat ayah melalui panggilan video, saya gugup tapi merasa benar-benar bahagia," katanya.
Nurul Happy saat mengaku sedang kuliah keperawatan di Lhokseumawe, Aceh.
• Puluhan Rumah Tertimbun Longsor di Aceh Tenggara, Transportasi ke Gayo Lues Kembali Lancar
Sedangkan Nur Lyana Aqilah awalnya merasa bantuan kecilnya tidak berdampak besar terhadap keluarga Rahim yang telah berpisah selama 16 tahun.
"Saya sangat bangga, bahkan saya tidak pernah berpikir saya akan dapat membantu keluarga ini ketika kita tidak saling mengenal.
Saya percaya semua ini sudah diatur Allah SWT yang menggerakkan hati saya untuk membalas DM Nurul Happy Zalindraa sebelum setuju membantunya.
Alhamdulillah, dalam waktu tiga jam saya mengunggah kabar, seseorang mengirimi saya pesan dan memberi saya nomor telepon Paman Rahim sebelum saya berani menghubungi dia," tutupnya.(*)
• Menunggu Durian Runtuh di Lamsujen Aceh Besar, Awas Jangan Sampai Menimpa Kepala
• Kasus Pertama di Unsyiah, Seorang Dosen Positif Covid-19
• Superstar Bollywood Amitabh Bachchan dan Putranya Membaik, Aishwarya dan Anaknya Negatif Covid-19